Semakin banyak film Indonesia yang melakukan remake dari film Korea. Penonton masih dibuat haru dengan film Miracle in Cell No.7 yang tayang pada tahun 2022 lalu. Banyak penonton yang memuji film remake ini. Terbilang berhasil dan tentunya mengiris hati penonton.
Nampaknya, keberhasilan itu tertular pada film Indonesia yang sedang tayang di bioskop. Sama-sama remake dari film Korea, pujian bertebaran berkat keberhasilan film My Annoying Brother versi Indonesia. Tidak hanya sekadar melakukan remake belaka, unsur-unsur kearifan lokal khas nusantara menjadi warna tersendiri yang menyentuh hati para penonton.
Rilis pada tanggal 24 Oktober 2024, langsung menarik perhatian banyak orang. Keberhasilan film originalnya membuat film versi Indonesia terkenal begitu mudah. Hanya membaca judulnya saja, pembaca langsung tahu bahwa ini adalah remake dari film Korea karena menggunakan judul yang sama.
Sebenanya ada tantangan berat bagi rumah produksi yang memutuskan membuat film remake. Kejayaan film originalnya membuat penonton menaruh ekspektasi. Minimalnya harus sebanding bahkan bisa saja penonton menaruh ekspektasi lebih.
Dinna Jasanti menjadi sutradara film My Annoying Brother. Keberanian sutradara wanita ini untuk melakukan pengembangan dari segi cerita. Tentunya antara berhasil atau tidak. Mengingat penonton akan menjadikan film originalnya sebagai standar ekspektasi.
Pemeran yang terbilang terbilang sedikit. Hanya ada empat orang saja yang membangun alur cerita. Sedikitnya jumlah pemain membuat film ini memilih aktor dan aktris yang memang memiliki jam terbang tinggi. Seperti yang paling senior bahkan kerap dicap rajanya film remake, yaitu Vino G Bastian. Aktor muda Angga Yunanda yang kualitas aktingnya mulai diakui berkat film Dua Garis Biru. Didukung pula oleh Caitlin Halderman dan Kristo Immanuel.
Secara garis beras, cerita versi Indonesia sama seperti versi Korea. Menceritakan tentang atlet judo nasional bernama Kemal Solihin yang diperankan oleh Angga Yunanda. Prestasinya di cabang olahraga judo menjadi kebanggaan negara. Anak bangsa yang berprestasi, rajin mengharumkan nama negara di kancah internasional, dan tentunya menjadi aset negara yang dibanggakan.
Seperti hari-hari biasanya, hanya tentang judo yang ia geluti. Termasuk melakukan pertandingan ke pertandingan yang lain.
Naasnya, Kemal harus mengalami nasib buruk yang merubah masa jayanya menjadi mimpi buruk seumur hidupnya yang harus ia hadapi. Saat melakukan pertandingan dengan negara lain, ia mengalami kekalahan dan berujung cedera pada penglihatannya.