Dulu sewaktu masih sekolah, pertemanan anak perempuan jauh lebih dalam dibandingkan dengan laki-laki. ABG atau remaja laki-laki dalam kelompok bermainnya lebih dominan membahas tentang game, otomotif, atau apapun tentang hobi yang mereka gemari.
Sedangkan perempuan, lebih sering menceritakan kehidupan pribadi mereka. Istilah curhat hati atau curhat. Tak jarang pula sampai membayangkan sesuatu yang direncanakan untuk masa depan.
Salah satunya adalah sebuah mimpi ketika berumur matang, memiliki kekasih yang sesuai kriteria. Mulai dari baik hati, sampai berparas seperti idol Korea. Sampai-sampai memiliki list tempat untuk jalan bersama pasangan kelak.
Keseruan semakin lengkap ketika momentum spesial ditemani langsung oleh seorang sahabat. Sahabat yang selalu ada dalam suka atau duka. Saking seringnya bersama, sering dicap anak kembar hingga sepasang sepatu yang tak bisa dipisahkan.
Termasuk ketika sama-sama memiliki pasangan. Tentunya tak ingin sampai melupakan satu sama lain. Justru dengan adanya pasangan masing-masing, hubungan persahabatan harus semakin seru. Penambahan anggota geng yang bisa meramaikan saat menghabiskan waktu bersama.
Meski sudah sama-sama berusia matang atau terbilang dewasa, bukan berarti mudah untuk bisa berkenalan dengan orang baru. Mengingat perbedaan akan ada karena latar belakang yang membedakan.
Tentu penerimaan akan membutuhkan adaptasi. Termasuk ketika hendak mewujudkan perjanjian masa remaja untuk bisa double date saat masing-masing sudah memiliki kekasih.
Bagi perempuan, hal ini menjadi momentum yang menyenangkan. Melihat pasangan bisa akrab dengan sahabatnya. Menjadi momentum pas untuk bisa mengenal satu sama lain lebih dalam lagi.
Bukan berarti semua orang mudah untuk menerima ajakan double date. Terlebih bagi seseorang yang sulit untuk beradaptasi dengan orang baru. Sungkan membuka pembicaraan sampai sulit terbuka dengan orang asing.