Lihat ke Halaman Asli

Siska Fajarrany

TERVERIFIKASI

Lecturer, Writer

Diselingkuhi? Bukan Kamu yang Salah, tapi Dia yang Tidak Bersyukur!

Diperbarui: 21 Agustus 2024   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang yang dikhianati pasti akan merasa sakit hati. Apapun bentuk pengkhianatannya tentu akan memberikan luka yang begitu dalam. Bahkan lebih parahnya lagi dapat meninggalkan trauma berat imbas dari pengkhianatan.

Dikhianati oleh seseorang yang begitu kita percaya tentu tak akan mudah. Ketika kita memberikan kepercayaan seratus persen kepada seseorang, tetapi ia malah mengkhianati kepercayaan itu. Ketika kita menaruh harapan besar kepadanya, tetapi ia dengan begitu mudahnya berkhianat.

Terutama saat dikhianati oleh pasangan sendiri. Seseorang yang sangat kita sayangi dan selalu diprioritaskan untuk apapun itu. Nyatanya malah sebaliknya. Bukannya memberikan feedback yang baik, justru malah memberikan luka yang entah seperti apa cara mengobatinya.

Ketika berkomitmen menjalani hubungan dengan seseorang, kita akan menaruh banyak pengharapan atas hubungan itu. Berharap akan selalu bersama. Berharap memiliki tujuan hidup yang selaras. Berharap bisa sama-sama saling membahagiakan di masa-masa yang akan datang.

Memang tidak mudah untuk dapat membaca isi hati dan pikiran seseorang. Termasuk pasangan sendiri. Meski kita sudah merasa sangat mengenalinya, bukan berarti dapat memahami seratus persen tentang dirinya. Bahkan orangtua sendiri yang sedari lahir hidup dengan anaknya, belum tentu dapat mengenali anaknya secara utuh.

Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat nanti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya bangkai disembunyikan, suatu saat nanti akan tercium juga. Kedua peribahasa itu begitu tepat sasaran tertuju pada pasangan yang berselingkuh.

Tanpa perlu repot-repot mencari tahu, selalu saja ada jalannya untuk kebenaran sebuah fakta. Bahwa kebenaran selalu ada caranya untuk terungkap. Bagaimana pun caranya. Entah memang keteledoran dari si tukang selingkuh, atau mungkin ada saksi mata yang memberikan informasi sebagai bentuk kepedulian dan empati.

Mungkin banyak korban perselingkuhan yang memberikan maaf untuk pengkhianatan yang pertama. Berharap pasangan tidak akan mengulangi lagi sehingga tak akan ada perselingkuhan berikutnya. 

Memang sekali lagi perlu diingat bahwa tidak mudah untuk membaca pola pikir dan isi hati seseorang. Entah mungkin memang sudah alamiah sehingga menjadi watak, perselingkuhan berikutnya tetap terjadi dan tak bisa dihindari. 

Dalam benaknya mungkin terlintas bahwa kata maaf begitu mudah ia dapatkan. Terbukti dari pemberian kata maaf pada saat awal ketahuan berselingkuh. Apa salahnya untuk kembali berselingkuh? Lebih gilanya lagi, melakukan kebohongan yang naik level. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline