Lihat ke Halaman Asli

Siska Fajarrany

TERVERIFIKASI

Lecturer, Writer

Terkesan Sederhana, Pelukan Orangtua Mendukung Tumbuh Kembang Anak

Diperbarui: 8 Agustus 2024   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak dan orangtua berpelukan (Sumber: FREEPIK/JCOMP via kompas.com) 

Kapan terakhir kali memeluk anak? Apakah tadi pagi saat anak hendak berangkat sekolah? Atau mungkin semalam saat anak ingin tidur? Hmm, jangan sampai orangtua sampai lupa kapan terakhir memeluk anak. 

Biasanya saat menjelang Anak Baru Gede (ABG), anak cenderung malu untuk dipeluk. Ia akan menolak ketika orangtua hendak memeluknya. Terutama anak laki-laki yang lebih sering menolak sentuhan fisik yang berlebihan dengan orantuanya di depan teman-temannya.

Timbul rasa malu atau bahkan khawatir akan mendapatkan ejekan dari teman-temannya. Mendapatkan cap anak manja yang sampai besar masih dipeluk oleh orangtuanya. Bak anak bayi yang setiap detik terus ditimang oleh orangtua.

Alhasil, ketika anak di usia menjelang remaja berada pada posisi yang tidak nyaman, ia kebingungan untuk becerita ke mana. Merasa bahwa menceritakan masalah yang sedang ia hadapi pada orangtuanya akan berakhir dengan percuma. Padahal saat itu, ia sangat membutuhkan dukungan bahkan pelukan dari orang terdekat yang sanga ia percaya. Tentunya adalah orangtua yang sejak kecil selalu ada bersamanya.

Sayangnya, kebiasaan dari kecil membuat dirinya merasa jauh dengan orangtua. Hanya sebatas dukungan dan pemenuhan kebutuhan untuk bertahan hidup. Mulai dari rumah tempatnya berteduh, makanan dan minuman yang bergizi, serta memfasilitasi pendidikannya. Tak ada ruang untuk menunjukkan rasa sayang secara nyata. Dengan sentuhan fisik seperti pelukan yang jarang anak dapatkan.

Padahal, banyak sekali manfaat dari pelukan yang diberikan orangtua kepada anaknya. Tidak hanya sekadar sebagai bentuk menujukkan kasih sayang semata. Lebih dari itu. Pelukan memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan emosional anak. Membantu tumbuh kembang anak sekaligus membentuk karakter yang baik untuk masa depannya.

Anak yang sudah terbiasa mendapatkan pelukan dari orangtuanya akan memiliki perbedaan dengan anak yang jarang mendapatkan pelukan dari orangtuanya. Di masa depan, anak yang terbiasa mendapatkan pelukan lebih percaya diri dalam menghadapi apapun. Ia selalu merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja karena orangtuanya selalu memberikan dukungan kepadanya.

Selain itu, ia tahu tempat untuk bercerita. Tak lain adalah orangtuanya. Tidak malu atau enggan untuk menceritakan masalah yang sedang ia hadapi. Mulai dari masalah sepele sampai masalah yang menurutnya berat. Seperi permasalahan di sekolah, dengan teman bahkan guru, atau saat anak berada pada fase pubertas.

Membiasakan memeluk anak membuat anak merasakan kasih sayang secara nyata. Dengan begitu, ia tahu bahwa kedua orangtuanya sangat menyayangi dan mencintainya. Tidak hanya sekadar memberikan yang terbaik untuknya, tetapi juga memberikan sentuhan fisik yang secara langsung ia rasakan dan dapat ia balas saat itu juga.

Saat dewasa, anak akan tahu cara menunjukkan kasih sayang kepara orang yang ia sayangi. Dengan memberikan pelukan hangat itu berarti menjadi salah satu bentuk menyampaikan rasa sayangnya. Ia tidak akan kebingungan untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada lingkungan sekitar ketika ia dewasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline