Pernah merasa terganggu dengan bau mulut orang lain saat berbincang dengan kita? Atau justru bau mulut diri sendiri yang mengganggu orang lain?
Hm, nampaknya masih jarang yang memberikan perhatian khusus pada kesehatan gigi dan mulut. Bisa terlihat dari stigma yang tertanam sejak kecil kalau pergi ke dokter gigi adalah peristiwa yang paling menyeramkan. Padahal, sejak dini kita harus membiasakan diri untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Terutama di bulan suci Ramadan. Seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa akan merasakan mulut dan tenggorokan kering seharian. Keadaan itu yang membuat adanya perubahan dari kondisi mulut orang yang sedang berpuasa.
Di luar bulan Ramadan, kita bisa bebas melakukan perawatan gigi. Tidak terpaut pada waktu. Mulai dari gosok gigi, memakai obat kumur, memakan permen, dan kegiatan lainnya.
Lain halnya pada saat bulan suci Ramadan. Seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa tidak bisa asal memasukan sesuatu pada mulutnya, meskipun hanya sekadar gosok gigi. Mengingat takut ada yang tertelan.
Bau mulut orang yang berpuasa adalah bau surga. Namun di satu sisi, apakah tidak sebaiknya menjaga kesehatan mulut? Demi kesehatan diri sendiri sekaligus tidak membuat orang-orang di sekitar terganggu.
Khususnya bagi para pekerja yang sehari-harinya harus bertemu dengan orang banyak. Mengandalkan komunikasi secara lisan untuk menyelesaikan tugasnya. Apalagi jika harus bertemu dengan client atau tamu penting. Sepertinya akan sangat malu jika pertemuan pertama tidak memberikan kesan baik hanya karena bau mulut.
Tentunya, umat muslim bisa menjaga kesehatan mulut dengan tetap mematuhi syarat sah ibadah puasa. Dengan begitu, kesehatan mulut terjamin, ibadah puasa pun lancar tuntas selama bulan Ramadan.
Pertama, pastikan menggosok gigi dengan benar pada saat sebelum tidur (setelah berbuka puasa) dan sesudah makan sahur (sebelum imsak).