Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Sahabat Dalam Kelindan Doa

Diperbarui: 15 Oktober 2023   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: vecteezy.com

“Haris? Kamu di sini? Ngapain?” Aku setengah berseru melihat siswa laki-laki itu duduk di antara murid-murid berseragam putih abu-abu yang ada di bangku semen lorong sekolah.

“Hai, Kia! Kamu sendiri ngapain pula kemari?” Haris berdiri menyambutku, merekahkan senyuman. Kami bersalaman. 

“Kenalin, ini Irwansyah. Kami berdua mewakili sekolah untuk kompetisi.” Kawan di sebelahku turut bersalaman dengan Haris.

“Kamu datang berdua dengan siapa?” tanyaku sembari menelisik beberapa siswa perempuan di dekatnya.

“Oya, kenalkan ini Yanti, ‘pasanganku’ yang mewakili siswa putri dari sekolah kami.” Haris menunjuk kawan persis di sebelahnya. Perempuan itu berdiri dengan mimik ramah menyalamiku dan Irwansyah.

“Ya, ampun, Har! Selalu ketemu kamu di tiap lomba. Apa nggak ada yang lain, sih?” Aku turut duduk di bangku kosong.

“Itu tandanya memang aku selalu berprestasi, seperti kamu juga, kan?” Haris tertawa kecil, menampakkan barisan giginya yang putih bersih.

***

Aku mengenal Haris sejak di bangku sekolah dasar. Kami berbeda sekolah. Pada setiap kegiatan lomba yang diadakan oleh satuan pendidikan, baik tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten, kami hampir selalu bertemu di jenjang final.

“Bapak menantangmu, Saskia. Kalahkan anak Bapak di lomba cerdas cermat. Kamu, Rani dan Nunuk, pasti bisa mengalahkan tim mereka. Bapak yakin itu.” Kepala Sekolah yang menghampiri dan memberikan dukungan kepada kami bertiga, menyuntikan semangat kepadaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline