Kau bilang satu: aku
Kau bilang abadi: kita
Terlalu indah lema
Teramat madu cita
Cita meredup
Usia kian senja
Pohon meranggas
Meranggas cinta yang tak abadi
Harapan pupus tak lagi bersemi
Senyum berseri musnah
Berkeping rasa pudar kisah
Kamu dan aku tak menjadi kita
Yang ada hanya ratap sepi kata
Ratap sepi menanti asa
Garis interaksi tercipta diawal jumpa
Ekspetasi menyatu disisa usia
Kini menguap tanpa wujud
Wujud cinta telah sirna
Dirampas sang badai prahara
Dihantam sang durjana
Terberai rasa
Pupuslah harapan cita-cita
Cita-cita akan menua bersama
Dalam suka dan duka
Hingga maut yang memisahkan
Kini pupus sudah tinggal kenangan
Kenangan cinta yang bertahta menguasai segenap jiwa
Berdua dalam mahligai bertatahkan permata bahagia
Ternyata khayalan belaka yang memenuhi isi kepala
Omong kosong sebab tangan bertepuk sebelah saja
Kenyataan tampang kemunafikan meraja lela
Enyahlah dari duniaku musnahlah peracun nyawa
Rumah Pena Alegori, Senin, 3 Juli 2023
***
#PuisiKolaborasi dari Komunitas Rumah Pena Alegori (para alumni kelas puisi), aebuah puisi bersambung dengan Tema Pupis, karya Dio, W.Shresta, Siska Aryati, Yoek Rahayu, Kang Thohir, Ummu R, dan Titi Ariswati.
***