Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Ratap Sepi Kata

Diperbarui: 3 Juli 2023   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: merdeka.com


Kau bilang satu: aku
Kau bilang abadi: kita
Terlalu indah lema
Teramat madu cita

Cita meredup
Usia kian senja
Pohon meranggas

Meranggas cinta yang tak abadi
Harapan pupus tak lagi bersemi
Senyum berseri musnah
Berkeping rasa pudar kisah
Kamu dan aku tak menjadi kita
Yang ada hanya ratap sepi kata

Ratap sepi menanti asa
Garis interaksi tercipta diawal jumpa
Ekspetasi menyatu disisa usia
Kini menguap tanpa wujud

Wujud cinta telah sirna
Dirampas sang badai prahara
Dihantam sang durjana
Terberai rasa
Pupuslah harapan cita-cita

Cita-cita akan menua bersama
Dalam suka dan duka
Hingga maut yang memisahkan
Kini pupus sudah tinggal kenangan

Kenangan cinta yang bertahta menguasai segenap jiwa
Berdua dalam mahligai bertatahkan permata bahagia
Ternyata khayalan belaka yang memenuhi isi kepala
Omong kosong sebab tangan bertepuk sebelah saja
Kenyataan tampang kemunafikan meraja lela
Enyahlah dari duniaku musnahlah peracun nyawa

Rumah Pena Alegori, Senin, 3 Juli 2023

***

#PuisiKolaborasi dari Komunitas Rumah Pena Alegori (para alumni kelas puisi), aebuah puisi bersambung dengan Tema Pupis, karya Dio, W.Shresta, Siska Aryati, Yoek Rahayu, Kang Thohir, Ummu R,  dan Titi Ariswati.

***

Artikel 63 - 2023

#Tulisanke-508
#PuisiKolaborasi
#PuisiBersambung
#RatapSepiKata
#PuisiTemaPupus
#RumahPenaAlegori
#NulisdiKompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline