Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Ketika Koper "Jalan-Jalan" ke Kota Lain

Diperbarui: 22 Juni 2023   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tulis artikel ini karena terinspirasi dengan unggahan cerita Mbak Hennie Triana Oberst tentang Bagasi Hilang. Saya setuju dengan beliau bahwa setiap perjalanan meninggalkan pengalaman yang berbeda. Maka teringatlah saya pada kejadian sekian tahun lalu -- sekira masih usia lajang.

***

Di masa itu, saya berencana merayakan lebaran di rumah Tante di Kota Semarang bersama kakak perempuan dan kakak ipar juga yang sama-sama tinggal di Samarinda. Namun kami berbeda jadwal keberangkatan.

Saya berangkat lebih dulu menyesuaikan hak cuti yang diperbolehkan oleh kantor tempat saya bekerja, ditambah hak cuti tahunan sebagai karyawan. Begitu juga drngan kedua kakak saya tersebut, menyesuaikan hak cuti bersama dan tahunan sebagai ASN.

Ini adalah pengalaman pertama saya untuk melakukan perjalanan transit menggunakan pesawat yaitu Balikpapan - Semarang transit Surabaya. Biasanya saya ambil  direct flight (satu kali terbang langsung kota tujuan). Sehubungan tidak ada jalur langsung, maka penerbangan transit harus dipilih.

Alhamdulillah dalam jadwal penerbangan kali itu, saya dan teman sekantor berada dalam satu pesawat keberangkatan. Setiba di Surabaya, kami berpisah rute. Teman meneruskan perjalanan ke Jogjakarta dan saya meneruskan ke Semarang. Kami berpisah dan berbeda pintu keberangkatan.

Saya sempat bertanya pada petugas untuk penumpang transit musti melakukan apa saja. Beliau memberikan penjelasan agar saya menemui petugas di bagian transit menuju Semarang. Saya pun melakukannya. Setelah nelaporkan bahwa saya penunpang dari Balikpapan dan akan meneruskan perjalan ke Semarang, petugas mempersilakan saya menunggu di area yang sudah ditentukan sesuai label tiket, karena hasil cek ulang mereka atas nama saya sudah sesuai daftar yang ada.

Sependek ingatan saya, beberapa menit menunggu, akhirnya penumpang dipersilakan naik ke pesawat. Saya agak terkejut juga, duduk di kursi barisan nomer dua, dengan jajaran bangku dua-dua dan agak lebar, disertai pernak pernik layaknya kelas bisnis. Padahal saya merasa membelj tiket ekonomi saja.

 Jadilah untuk pertama kalinya saya mendapat pelayanan lebih dari pramugari. Mulai dari handuk lipat basah untuk membasuh muka dan tangan, segar rasanya srtelah menunggu beberapa saat di bandara trasit. Berlanjit oelayanan makanan dan minuman, gratis. Alhamdulillaah. Selama pengalaman bolak balik mudik pakai pesawat, biasanya hanya dapat suguhan minum air mineral saja di masa itu. (Di kemudian hari ketika bertanya agen penjualan tiket langganan saya, ternyata saya tetap beli dengan harga ekonomi. Yo wes, lagi bejo tho yo.)

Tak terasa, sampailah saya di Bandara Ahmad Yani Semarang di waktu bakda Isya. Sesaat setelah mendarat, saya pun bergegas bersiap menuju tempat pengambilan bagasi sesuai petunjuk layar kedatangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline