Ya, kenapa saya bilang demikian dalam judul tersebut? Karena semodern apapun kehidupan manusia dengan beragam jenis obat dan pengobatan, jamu tradisional merupakan minuman herbal yang menjadi alternatif menjalani hidup sehat.
Jadi begini, pembaca yang saya cintai dan sayangi sepenuh hati.
Saya pernah mengunggah artikel berkaitan dengan jamu yang merupakan minuman favorit saya, baik dalam keadaan sedang kurang sehat maupun segar bugar trengginas.
Ingin cerita sedikit nih. Hampir satu bulan ini, saya sedang tergoda mencicipi minuman kekinian yang bisa dipesan dan diantar melalui aplikasi online, yaitu Es Kopi Susu atau Es Kopi Gula Aren.
Tergodanya, awalnya pengen nyicipi rasa dan menghirup aroma kopi sekedarnya -- secara, saya 'kan lebih suka teh daripada kopi.
Dari nyicip demi nyicip, kok enak yo, njuk keterusan hampir sebulan ini. Sekira lebih dari empat kali saya memesan dan meminumnya dengan takaran gelas jumbo. Dan, efek ke tubuh saya, membuat perut kurang nyaman. Mungkin karena tidak terbiasa ngopi. (Apa katena minumnya dengan ukuran jumbo?)
Akhirnya saya mbalik nge-teh hangat seperti biasa. Meski kadang godaan itu kembali datang di saat cuaca sedang terik, teh tetap menjadi pilihan pertama.
Namun demikian, jamu adalah minuman herbal yang saya utamakan untuk rutin dikonsumsi. Bahkan oleh-oleh khas Jogja dari kawan berupa wedang uwuh dan jahe merah bubuk, masih tersedia di rumah untuk saya konsumsi sepekan sekali.
Baca juga: Wedang Uwuh dan Seduhan Jahe, Andalan Kesegaran Selama Ramadan
***
Hampir setiap akhir pekan, saat menuju ke pasar atau sekedar kulineran sarapan pagi bersama suami, kami sempatkan mampir ke kedai wadai (warung penjual kue-kue tradsional), yang juga menjual jamu tradisional, dikemas dalam botol plastik. Tersedia ukuran kecil dan besar.