Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Sempat Terlantar, Akhirnya Skripsi Kelar!

Diperbarui: 2 Juni 2023   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: https://www.liputan6.com/hot/read/4526156

Angkatan '91 antri bimbingan skripsi? Pengen cepet lulus? Lha, angkatan '87 saja belum pada selesai, tuh!


Demikian celetuk salah satu dosen saat teman seangkatan keluar dari ruang jurusan, diiringi senyum dan tawa beberapa mahasiswa di ruang tunggu. Ya, beberapa teman dan kakak kelas berbagai angkatan yang sedang antri menunggu giliran pembimbingan turut mendengar. 

"Ya lah, pengen cepet lulus, ngapain juga lama-lama kuliah, emang situ yang bayar uang semester dan biaya ngekost," teman balas nyletuk berbisik, khawatir terdengar Sang Dosen. Saya mung ngikik saja. Menjalani proses sesuai tahapan semester yang dijalani.

Saat itu sekitar tahun 1994-1995-an, usai kelas seminar dijalani di semester tersebut.

***

Saya terbetik menulis artikel diary tentang skripsi, setelah membaca unggahan artikel tentang hal ini oleh Mbak Yunita Kristanti. Saya setuju dengan beliau, kata kuncinya adalah selesaikan!

Sependek ingatan saya saat kuliah di era 1990-an, sebelum mengajukan skripsi, mahasiwa menjalani mata kuliah Seminar. Kami mendapat kesempatan mengajukan tiga judul calon skripsi dan menyusun Bab Satu - Pendahuluan.

Mata kuliah ini boleh diikuti oleh angkatan berapapun di satu jurusan fakultas. Di sanalah calon skripsi tersebut didiskusikan oleh seluruh peserta. Pada akhir mata kuliah selesai, dosen menyampaikan judul yang disetujui sebagai calon skripsi. Saat yang mendebarkan pertama adalah pengumuman nama-nama dosen pembimbing. 

Selanjutnya, kami pun bersiap silaturahim dan memperkenalkan diri ke dosen masing-masing untuk proses pembimbingan. Alhamdulillaah, saya mendapatkan 3 dosen yang kooperatif, meski salah satunya terkenal sebagai bu dosen killer. Tapi biarlah, qadarullah, jalani saja. Tiap orang kan punya kekhasan dan kisah bimbingan masing-masing.

***

Saya jalani bimbingan skripsi dengan riang meski batin dan fisik lelah juga harus bolak balik revisi sesuai apa maunya dosen. Kesabaran harus dijaga, mau nangis juga buat apa, nggak akan menyelesaikan masalah, karena harus tetap dikerjakan. Yang bikin senewen apabila 2 dosen setuju, 1 dosen tidak setuju dengan teori yang saya gunakan sebagai rujukan dan opini yang diajukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline