Ketika sedang galau, menghibur diri, melepaskan energi negatif, mengusir kepenatan, kadang saya melakukannya dengan menikmati lagu dan musik. Sembari melakukan rutinitas di rumah, lagu itu mengiringi aktivitas hingga hati penuh rasa riang dan ringan.
Kalau ingat dan hafal liriknya, saya ikut menyanyikannya. Dari yang mulai komat-kamit saja hingga bernyanyi nyaring dengan sedikit berjoget jika musiknya nge-beat.
Tetiba saya teringat tembang yang didendangkan oleh Nicky Astria dengan lengking suaranya yang jernih dan mantap. Liriknya mengingatkan untuk tidak serakah dan termakan nafsu dunia hanya gara-gara uang.
Uang bisa bikin orang
Senang tiada kepalang
Uang bikin mabuk kepayang
Siapa yang nggak doyan uang? Pasti lah semua orang doyan dan butuh uang. Tapi bukan berarti uang adalah segalanya, hingga meraih dan mendapatkannya dengan menghalalkan segala cara.
Gara-gara uang, manusia jadi khilaf dan bernafsu memilikinya tanpa merasa 'kenyang'. Sampai lupa diri mengambil yang bukan haknya. Lupa berbagi dan bersedekah. Memamerkan harta dan kekayaan yang hasilnya bukan dari pekerjaan halal. Hingga anak keturunan yang menikmatinya malah menyakiti orang lain, gegara menikmati uang dari hasil demikian.
Namun ada pula yang bersyukur dengan cara berbagi sedekah dari hasil kerja keras, uangnya bermanfaat bagi orang banyak karena benar-benar disalurkan kepada yang berhak menerima uluran bantuan kita.
Lagu lain yang membuat saya merenung dan bersemangat menjalani hidup adalah nasehat yang tersemat dalam lirik tembang dari Bimbo.
Tuhan
Tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala peluh
Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku memuja
Dengan segala doa
Aku jauh, Engkau jauh
Aku dekat, Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dosa bertaruh
Apapun yang terjadi dalam kehidupan, semua telah tersurat dari-Nya. Manusia tempat salah dan dosa. Bagaimana menjalaninya dengan tenang dan penuh rasa syukur dibalik segala ujian, cobaan, musibah dan tantangan, kita tetap percaya bahwa Tuhan memberikan kesulitan dengan menghadirkan kemudahan-kemudahan. Dia takkan menguji hamba-Nya di luar kesanggupannya.
Maka dengan selalu mendekat kepada-Nya, in syaa Allah selalu ada petunjuk dan bimbingan untuk menyelesaikan persoalan hidup. Berusaha sebaik mungkin agar amal yang telah dikerjakan tidak menjadi sia-sia bagai debu bertebangan tertiup angin.
Ada satu tembang yang dinyanyikan oleh Ebiet G.Ade, membuat saya menitikkan air mata setiap kali menyimaknya. Sebuah lirik dengan permohonan maaf dan ampunan atas kesalahan yang pernah dilakukan, yang bisa jadi sebegitu dahsyatnya hingga seseorang berharap bisa kembali untuk memperbaiki diri.
Apakah buku diri ini harus selalu hitam pekat?
Apakah dalam sejarah orang mesti jadi pahlawan?
Sedang Tuhan di atas sana tak pernah menghukum
Dengan sinar mataNya yang lebih tajam dari matahari
Kemanakah sirnanya nurani embun pagi
Yang biasanya ramah kini membakar hati?
Apakah bila terlanjur salah
Akan tetap dianggap salah?
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali