Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Kamu dan Oktober Adalah Candu

Diperbarui: 31 Oktober 2022   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: https://www.promilenial.com

Terima kasih Oktober
Telah menjadikanku lebih kuat
Memberikan payung harapan saat hujan ujian begitu deras
Tetap memeluk dalam dinginnya kesendirian
Melantunkan nada-nada semangat dalam sepiku yang entah

Oktober adalah angin yang lembut berdesir di antara rongga jiwa
Sekeping hati nan putih bertanya, adakah cinta mulai menyapa?
Lalu setiap langit, senja, lembayung dan mega-mega menjelma pelangi penuh warna
Bibir tersenyum tanpa tahu apalah alasannya

Tak perlu bertanya tentang alasan
Mengapa Oktober pergi meninggalkan
Sementara bahagia begitu kudambakan
Karena itu suatu kepastian harus kulepas dengan senyuman
Meski hati berat terasa
pedih  perih sebab perpisahan
Tak kan ada lagi perjumpaan berjuta asa
kupeluk penuh kehangatan

Teringat goresan cerita saat berjumpa
Menuang rasa dalam dekapan semesta
Kehilangan pun kurasa disana
Namun hikmah di bulan ini penuh ku rasakan
Setiap hari Oktober berikan rasa, rasa yang pasti terkenang hingga kembali kepada rasa yang sama

Tak terasa tumpaslah menginjak penghujung bulan
Dengan balutan luka nan duka yang tak berkesudahan
Air mata tegaslah tak tertahankan
Berjuta insan di muka bumi rasakan pahitnya kehilangan
Dan bulan ini niscaya tersulih lain bulan
Asa demi asa tegarlah dikumandangkan, singkirkan lara berkepanjangan

Terima kasih Oktober
Asa yang tercapai menjadi kenang
Impian yang terwujud menjadi nyata terbentang
Selaksa harap kembali memenuhi ruang
Agar segala cita dan cinta tak hanyut menghilang
Keluh dan peluh kiranya tak lagi terus membayang

Wajah merona hati berdebar, siapa kah yang tau jika Oktober adalah istimewa?
Karena aku, sang putri pemilik Oktober, yang tersenyum saat datang dan  tersedu bila Oktober berlalu.
Dulu saat Oktober datang, kau selalu bertanya" Oktober ini kau bahagia?"
Aku menatapmu penuh bintang,
"Kamu dan Oktober adalah candu"

Rinai hujan senja di Oktober
Tatapan penuh makna terpaut
Jabat erat penuh hangat mengalirkan rasa
Serasa terobati jiwa yang sedang merindu
Terimakasih Oktober kau hadirkan dia untukku

Purna sudah detik memintal selaksa kisah
Sedih, duka, dan bahagia
Kubebat erat pada pilar masa silam
Seiring kepergianmu, Oktober
Bolehkah kutitipkan sebinar pesan
Pada November yang menjelang?
Bawalah sekeping hati baru: untuk patah
Yang mungkin datang sekali lagi

Namun, ku tak ingin patah hadir menjumpa hati
Biar dia pergi bersama oktober
Pergi bersama arus deras hujan yang mengguyur
Karena, aku ingin menyambut november dengan senyum merekah hangat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline