Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Benci, tapi Rindu pada Mie Instan

Diperbarui: 14 Agustus 2022   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mie instan. (shutterstock via kompas.com)

Sebagai emak yang punya pengalaman nge-kost saat jadi siswa, mahasiswa, dan pekerja aktif, saya tentu bersentuhan dengan makanan yang satu ini. Ya, mie instan!

Sependek ingatan saya, jarang nyetok sih, tapi ada kalanya menyantap menu ini saat lagi kepengen dan ada uang di dompet untuk membelinya barang satu atau dua bungkus.

Ada yang bilang, makan mie instan tuh pas tanggal tua, karena duit udah mepet, nominalnya menipis. Jadi biar ngirit, makan mie aja deh daripada nasi campur.

***

Saya kurang setuju dengan pendapat tersebut. Bukan masalah tanggal muda atau tanggal tua, tapi menikmati semangkok mie instan itu lebih pada mood yang lagi mampir di jiwa, apalagi kalau cuaca mendukung. Ya nggak, sih?

Tetiba hujan lebat di luar, pengen nyruput mie kuah, lengkap dengan telur adukannya dan bubuk pedes-pedes manja gituh.

Ilustrasi gambar: https://www.idxchannel.com

Tetiba mendung gerimis seharian, gak berhenti jua dari pagi sampai sore, ooooiii... makan seblak mie instan kan woke bangeeet, guys!

Waaah, apalagi kalau kawan-kawan anak gadis main ke rumah, makanan yang murah ceria dan mudah di masak, ya mie instan. 

Dulu, saat masih kerja kantoran, minimal saya punya satu atau dua bungkus di laci kerja. Buat jaga-jaga jika gak ada waktu beli makan di luar atau pas gak selera dengan menu katering.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline