Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Memperkenalkan 'Pohon Keluarga' kepada Anak agar Tak Salah Sapa

Diperbarui: 21 Juni 2022   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.orami.co.id

Terinspirasi dari artikel berjudul 'Memaknai Arti Sebuah Sapaan' dari Bunda Roselina Tjiptadinata, tetiba saya ingin menuliskan pengalaman tentang sapaan dalam keluarga.

Puji syukur kepada Allah SWT, saya berkesempatan mengantarkan kakak untuk pulang kembali menetap di Pulau Jawa setelah pensiun sebagai ASN di Kalimantan Timur. Sehubungan beliau pindah maka seluruh keluarga dan kerabat berkumpul untuk menyambut kehadiran kembalinya beliau.

Saya yang jarang bisa hadir dalam kumpulan keluarga di Jawa, tentu sangat senang berjumpa dengan kakak kandung, kakak ipar, keponakan dan cucu mereka.

Sependek ingatan saya, kumpul keluarga besar terakhir yang saya ikuti sekitar tujuh tahun lalu. Saat itu keponakan saya menikah. Kini untuk pertama kalinya, saya berjumpa dengan kedua anaknya yang selama ini hanya bisa melihat wajahnya nelalui video call.

Tak hanya itu, seluruh keponakan dan anak-anaknya pun berkumpul. Mereka juga terkejut senang melihat Nakdis yang makin tinggi dan berisi, karena ingatan melayang saat terakhir jumpa dirinya masih kanak dengan kesan imut dan centil. 

Nah, mulailah Nakdis memperhatikan dengan cermat tentang 'pohon keluarga' yang pernah ia ketahui sejak kecil pada pertemuan keluarga besar ini. Karena sapaan dan sebutan yang berbeda dari para sepupunya dan anak-anak mereka. Juga sapaan keponakaan kepada kakak-kakak saya.

***

Semasa Nakdis usia pra-sekolah, saya memperkenalkan pohon keluarga secara sederhana, menyesuaikan tingkat pemahamannya. Sekedar memberikan gambaran siapa kakek-neneknya dari jalur ibunya, serta mbah kakung - mbah putri dari ayahnya. Berikut juga dengan mengenalkan saudara ibunya dan ayahnya agar Nakdis tidak salah sapa.

Saya memiliki orang tua yang berbeda suku sehingga memilikj sapaan dan sebutan yang berbeda antara kerabat dari jalur ayah dan ibu.

Ada yang saya panggil dengan sebutan Atok dan Nyai, ada pula Mbah Kakung dan Mbah Putri untuk kakek nenek saya dari kedua orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline