Siapa yang tak kenal dan tak pernah menyantap kuliner yang satu ini? Aih, kalau beneran belum pernah mencicipi sekali dalam seumur hidup, kebangetan deh! 😀
Menu ini, saya yakin, tersedia di berbagai tempat. Dari gerobak dorongan, warung pinggir jalan, hingga sekelas restoran. Bahkan hajatan ulang tahun maupun acara perkawinan, terkadang ada juga yang menyajikan menu satu ini, lho!
Ya, Mie Ayam!
Gegara artikel Pak Budi yang mengulas kuliner kegemarannya yang ditayangkan Selasa lalu tentang seporsi mie ayam, jadilah saya ngiler dan bernafsu mengunjungi warung langganan saya di seputar Jalan Juanda Kota Tepian Mahakam. Sudah hampir sebulan lebih tak bertandang menikmati kuliner tersebut.
Mi ayam, mie ayam atau bakmi ayam adalah hidangan Indonesia yang terbuat dari mie gandum kuning yang dibumbui dengan daging ayam yang biasanya dipotong dadu. Hidangan ini banyak terpengaruh dengan teknik penyajian kuliner yang digunakan dalam hidangan Tiongkok.
Di Indonesia, Mi ayam merupakan hidangan Tionghoa-Indonesia yang sangat populer. Mie ayam sering dijual sebagai hidangan jalanan oleh pedagang kaki lima dengan gerobak keliling sederhana, yang biasanya berkeliling di jalan-jalan sekitar perumahan warga. Mie ayam juga merupakan hidangan populer yang disajikan di warung makan kecil pinggir jalan, hingga restoran atau rumah makan besar. Selengkapnya, pembaca bisa mampir di Wikipedia.
***
Obrolan menarik seputar mie ayam pun mengalir di WAG yang saya ikuti. Beberapa kawan pun menggungah kuliner ini pada jepretan kamera milik mereka.
Contohnya mie ayam ala Abang Gerobak dorongan yang menjadi santapan Mbak Wahyu Sapta. Beliau menikmati kuliner ini di mobilnya. Tanpa sungkan memesan dari si Abang yang berjualan di pinggir jalan. Tetap asyik menikmatinya di dalam mobil. Gak mati gaya, tuh! Saya yakin, beliau juga pastinya punya langganan warung mie ayam lainnya yang bertebaran di Kota Loenpia itu.