Sebagai kepala rumah tangga, seorang laki-laki yang telah menyandang status sebagai suami, tentulah bertanggung jawab atas segala aktivitas lahir dan batin dari keluarga yang yang dipimpinnya.
Hal ini telah menjadi kodratnya karena lelaki adalah pemimpin bagi para wanita dan pemimpin bagi diri sendiri serta lingkungan sekitarnya. Bahkan tanggung jawab seorang imam keluarga tidak saja terbatas di dunia semata, tetapi berlanjut hingga ke akhirat. Di sini para suami sangat penting mengetahui bagaimana menjadi imam yang baik bagi keluarganya.
Demikian juga dengan shalat. Bagi ummat Islam, ibadah yang merupakan tiang agama ini, lelaki adalah imam. Beliau yang memimpin ibadah berjamaah bagi kaumnya, pula wanita serta anak-anak menjadi makmumnya.
Karena itulah tanggung jawab kepemimpinannya dalam shalat maupun aktivitas lainnya, sungguh akan dimintakan pertanggungannya kelak di hadapan Allah SWT.
Baca: Memetik Hikmah Isra Mi'raj dalam Perjalanan Hidup
***
Alhamdulillah, suami saya adalah lelaki yang sadar benar akan tugas dan kewajibannya. Dalam hal mendirikan shalat, beliau sangat istiqomah dan senantiasa mengingatkan kami untuk mendirikannya tepat waktu.
Beliau berusaha melakukannya berjamaah di masjid bersama warga saat berada di rumah atau bersama rekan kerja di saat berada di jam kantor. In syaa Allah tak ketinggalan di setiap lima waktu.
Namun telah lebih dari sepekan, keluarga kami sedang kurang sehat. Semua sedang menjalani proses pemulihan, sehingga suami menjalankan ibadah shalatnya di rumah.
Ada kerinduan di hati untuk shalat berjamaah di rumah. Ada kenikmatan tersendiri saat keluarga kecil kami melakukannya di istana mungil ini.
Ya, menikmati kebersamaan ibadah bersama anak dan suami. Menimbulkan rasa kasih sayang dan kecintaan kepada Sang Maha Pencipta atas segala nikmat dan karunia yang Dia berikan pada keluarga.