Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Berpeluk Kenangan yang Tersisa

Diperbarui: 6 September 2021   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: https://glitzmedia.co

Gemuruh tetiba memecah langit
Beriring kilat sekelebat kedipan mata
Berarak awan kelabu menutup biru
Serentak butiran besar mengguyur kota

Jangan lagi kau meringkuk di sudut ruang
Tuk sekedar mengharap aku datang
Jangan lagi kau teriak miris menahan tangis
Tuk sekedar meluapkan rindumu yang menipis


Tumpah ruahnya hujan yang kau pandang
tak akan menempis bayangku di matamu
Dinginnya bayu dari kaca jendela yang mengalir lembut di pipimu
Tak akan kembali menghangatkan ingatanmu tentangku yang telah melayang

Duhai, kau yang -katanya- menyimpan cinta!
Sadarlah bahwa keadaan tak lagi sama
Kau memilih jalan pulang
Aku memilih jalan pergi

Berpeluklah kau dengan kenangan yang tersisa.

Sedangkan aku,
di sini,
bersama dengan rinai,
berpeluk asa dengan segenap doa, agar kau tak tersiksa dengan nostalgia.

***

#tulisanke-248

#PuisiSiskaArtati

#BerpelukKenanganYangTersisa

#PuisiSiskaArtati #BerpelukKenanganYangTersisa, ditulis di laman Kompasiana, bukan di laman lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline