Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Mengenang atau Melupakan, Move On Saja!

Diperbarui: 5 April 2021   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.blockdit.com

Lumpuhkanlah ingatanku
Hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentangnya
Hilangkanlah ingatanku
Jika itu tentang dia
Kuingin kulupakannya

Adakah yang sedang patah hati dengan segala kesedihan melingkupi diri dan bersenandung lagu ini?

Boleh saja anda menikmati kesedihan itu. Ya, nikmati saja dengan derai air mata dan kepiluan, itu hal yang wajar saat kita merasa kehilangan yang teramat sangat. Merasa tidak bisa memiliki seseorang yang diharapkan, yang bisa mendampingi kehidupan kita sebagai pasangan. Merasa gagal takbersanding di pelaminan dengannya. Derai air mata terus membasahi bantal, guling, kasur dan berlembar-lembar tissue.

Namun, bersedihlah sewajarnya. Saya katakan demikian, karena kita pun berhak bahagia, seperti halnya saat kita (dulu) mengenalnya, bahkan jauh sebelum bertemu sosoknya.

Dunia bagai roda yang berputar, pun demikian dengan kehidupan. Bahagia bersanding duka, sedih berdamping tawa, luka berganti sembuh, ingat pun berteman lupa. Namun, jangan berharap lumpuh ingatan, ya pembaca. Seperti lagu tadi.

Saya sendiri tak berharap lumpuh ingatan, meski tentang hal pahit dan kepiluan sekalipun tentang si dia. Sebab, adanya para mantan dalam episode kehidupan adalah kepingan-kepingan (puzzle) yang makin melengkapi kebahagiaan saya saat ini.

Saya bisa bahagia karena pernah sedih.
Saya bisa sukses karena pernah gagal.
Saya bisa bangkit karena pernah terpuruk.
Saya bisa tegak karena pernah luruh.

Jadi, tak perlu mengutuk atau menyesali keadaan ketika berada di titik nadir dalam proses menemukan jodoh. Sejatinya kita makin kuat dan tabah karena ditempa oleh kejadian-kejadian yang menyayat hati.

Aih, membahas tentang jodoh rasanya takkan tuntas diceritakan, takkan lekang oleh waktu untuk di kenang bila pernah menjalin hubungan yang amat serius menuju jenjang perkawinan, meski kita berusaha untuk melupakan. Ia tetaplah melekat menjadi bagian sejarah. Rekam jejak itu akan terus ada, hingga mengantarkan kita pada jodoh sejati.

Saat kita sudah berjodoh pun, ada masa kebersamaan dengan pasangan. Maaf, bukan mendoakan yang jelek, ya hadirin. Namun, ada juga pasangan yang akhirnya berpisah karena tidak ada lagi kenyamanan, kecocokan, perbedaan prinsip dan lain-lain alasan. Ada juga yang berpisah karena ajal. Kita tak bisa mengelak dengan takdir perpisahan yang demikian. Berdoa dan berharap kepada Allah, agar kebersamaan dengan pasangan tetaplah langgeng hingga maut memisahkan.

Nah,apapun bentuk perpisahan itu, mau mengenang atau melupakan, kita mah wajib move on. Ya, kehidupan toh harus berlanjut. Dunia takruntuh, takambruk, hanya karena dia menghilang, dia memutuskan hubungan, kita taklagi seia sekata untuk meneruskan ke jenjang yang pernikahan.

Dalam episode kehidupan, saya memilih hijrah ke tempat lain untuk menata kembali jiwa, raga dan cita-cita. Apa yang telah direncanakan, diinginkan, Allah berkehendak lain. Pasti Allah punya maksud dan tujuan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline