Pembaca yang budiman,
Dalam menjalani kehidupan, kita berupaya memenuhi hajat hidup yang layak bagi diri dan keluarga. Adakalanya, usaha yang dilakukan bisa berasal dari upaya kita sendiri melalui gaji pekerjaan, jasa yang kita berikan, atau penghasilan lainnya, namun ada juga yang malah didapatkan dengan cara berutang kepada orang atau pihak lain.
Seseorang melakukan pinjaman, baik untuk kebutuhan yang mendesak atau modal yang dibutuhkan untuk melakukan suatu usaha yang berujung pada penghasilan, utang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Bagi sebagian orang, berutang bukan terjadi karena keinginan, tetapi memang kebutuhan yang didasari oleh kebutuhan mendesak.
Mari kita pahami bersama tentang utang...
Apa itu utang?
Utang adalah kewajiban, sesuatu yang harus kita bayar kembali di masa depan. Yang harus kita ingat bahwa utang itu bukan pemasukan.
Ada yang beranggapan bahwa jika kita dapat utang dari bank, misalkan, dia merasa seperti mendapatkan sesuatu dari uang tersebut.
Berarti pola pikirnya mengatakan bahwa utang adalah pemasukan. Padahal sebenarnya utang adalah kewajiban. Oleh karena itu, ketika menerima dana dari utang, kita harus ingat bahwa ada kewajiban untuk membayarnya di masa depan.
Nah, kewajiban membayar ini dilakukan dengan pengorbanan, artinya bahwa kita punya akad untuk mengembalikan dana tersebut dengan jangka waktu yang disepakati, maka ada pengorbanan dalam proses untuk kita membayarnya.
Jadi, pendapatan kita di masa depan bakal berkurang, karena sebagian kita sisihkan untuk membayar utang tersebut.
Dalam bahasa akuntansi, utang bukan di sebut debt tetapi lialibilities (kewajiban), supaya kita dapat memahami posisi keuangan dalam kehidupan kita. Jangan sampai kita mengejar pinjaman atau utang dengan pola pikir sebagai pemasukan. Padahal dengan berutang, maka kita berkomitmen untuk menyelesaikan kewajiban, membayarnya di masa depan.