"Manusia itu (dahulunya) satu ummat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian, di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus" (QS. Al-Baqarah: 213).
Pembaca yang budiman,
Seperti yang termaktub dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di atas, Dia-lah yang memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Hidayah adalah bimbingan atau petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT untuk seseorang, berupa terbukanya hati dan lapangnya dada untuk meyakini kebenaran agama Islam. Sedangkan jalan yang lurus merupakan nikmat yang besar yaitu nikmat hidayah agar kita mampu memilah mana yang haq (benar) dan yang bathil (salah). Dengan hidayah, Allah memudahkan kita melakukan kebaikan.
Dalam memelihara nikmat hidayah ini, contohnya adalah berkumpul dalam sebuah majelis ilmu. Berkumpul bersama orang-orang yang sholeh/sholehah di majelis ilmu, dapat mengingatkan dan mengarahkan kita kepada kebaikan, karena manusia tempatnya lupa, khilaf dan salah. Oleh karenanya, dianjurkan agar kita memelihara nikmat hidayah tersebut agar senantiasa dalam petunjuk-Nya.
Hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)" (QS al-A'raaf:178).
Dalam ayat lain, Dia Ta'ala juga berfirman:
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya" (QS al-Kahf:17).
Ada tujuh hal yang menghalangi manusia mendapatkan hidayah:
Pertama, kurangnya ilmu dan pemahaman terhadap kebenaran.
Itulah sebab ber-thalabul ilmi sangat penting dalam ajaran Islam. Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913)
Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Taksempurna keimanan dan taksempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.