Pembaca yang budiman,
Pada tulisan sebelumnya berkaitan dengan persiapan menyambut bulan Ramadhan, kali ini saya bersemangat membuka kembali rangkuman tausiyah yang disampaikan oleh ustadzah pembimbing di majelis ilmu yang pernah saya ikuti. Membaca dan mempelajari kembali hal-hal yang berkaitan dengan bulan penuh kemuliaan tersebut, mengajak diri saya untuk bertekad menyiapkan diri dalam menyambutnya sedari dini.
Semangat ini muncul dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pribadi agar menjadi lebih baik.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , beliau berkata, Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, 'Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu', tetapi katakanlah, 'Ini telah ditakdirkan Allh, dan Allh berbuat apa saja yang Dia kehendaki', karena ucapan 'seandainya' akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.
TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664); Ahmad (II/366, 370); Ibnu Mjah (no. 79, 4168); an-Nas-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsr (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no. 356). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albni rahimahullah dalam Hidyatur Ruwt ila Takhrji Ahdtsil Mashbh wal Misykt (no. 5228).
Dengan bekal semangat dan tekad inilah, saya berniat berbagi kepada pembaca sekalian berkenaan dengan sepuluh indikasi kegagalan meraih keutamaan Ramadhan.
Pertama, bahwa seseorang diindikasikan gagal meraih keutamaan Ramadhan ketika kurang optimal dalam pemanasan ibadah sunnah di Bulan Rajab dan Sya'ban.
Contoh pemanasan ibadah sunnah yang dimaksud seperti: sholat dhuha yang biasanya hanya dua atau empat rakaat, bisa kita latih dengan meningkatkan jumlahnya menjadi delapan hingga 12 rakaat. Begitu juga dengan puasa sunnah senin-kamis yang jarang dilakukan pada bulan-bulan sebelumnya, maka bisa kita lakukan di bulan Rajab dan Sya'ban agar di bulan Ramadhan lebih kondusif. Kondisi tubuh juga tidak terkejut dengan penyesuaian yang dalam beberapa pekan kemudian akan melaksanakan puasa sebulan penuh.
Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan.