Pekan lalu, salah satu guru anak saya meminta bantuan untuk membuat video berkenaan dengan simulasi kegiatan belajar mengajar masa new normal. Video yang diinginkan adalah berawal dari siswa bersiap sejak di rumah, diperankan oleh anak saya. Harapan kembali belajar tatap muka, pastilah diinginkan anak didik yang selama ini belajar melalui daring.
Tentu saja saya menyambut dengan senang permintaan Bu Guru, berharap sekolah akan dibuka kembali untuk belajar tatap muka langsung meski dengan syarat dan ketentuan berlaku sesuai protokol kesehatan.
Entah dijadwalkan dengan dua shift pertemuan (pagi sampai siang dan siang sampai sore). Harapan itu ada di benak saya sebagai orang tua, terutama anak saya yang sudah rindu menggebu suasana belajar bersama guru dan kawan-kawannya.
Dengan semangat, anak saya berperan sebagai siswa yang sedang bersiap berangkat sekolah. Adegan per adegan kami bantu rekam. Berseragam batik khas sekolah menengah pertamanya, menyusun buku pelajaran dan memasukkan ke dalam tas, menggunakan masker dan faceshield, bersalam dengan orangtua, dan keluar rumah seolah olah berangkat ke sekolah.
Bahkan ternyata, para guru dan siswa lain juga melakukan adegan simulasi di sekolah untuk melengkapi hasil video.
Sayangnya, belum ada keputusan final, kapan anak-anak akan kembali berkegiatan belajar-mengajar di sekolah, meski angket disebarkan melalui google form menghasilkan pilihan yaitu menginginkan bisa kembali belajar di sekolah.
Akhirnya, Senin besok, kegiatan belajar melalui daring akan dilakukan. Persiapan jadwal dan kuota internet pun tak ketinggalan. Belum lagi, cemilan buat si buah hati selama daring, bikin anak semangat mengerjakan tugas dari guru-gurunya. Hahaha. Yang pasti, saya sedia vitamin untuk anak selama pandemi.
Bagaimanapun, siswa juga makhluk sosial. Interaksi tatap muka sangat dibutuhkan dan dirindukan. Tanya jawab dan canda tawa di kelas tetaplah suasana yang menyegarkan buat mereka. Berbeda rasa jika hanya bertatap muka lewat layar gawai atau laptop. Mereka dan kita bukanlah robot. Bertemu secara virtual tidaklah sehangat berjumpa dalam kegiatan dunia nyata.
Bismillah, terus berdoa dan sabar menghadapi keadaan ini agar menjadi lebih baik. Sabar membimbing dan mendampingi anak selama daring, mengingatkan akan batasan penggunaan gadget, agar tidak lalai pada kewajiban lainnya sebagai anak di rumah.
Happy learning, back to school via online!