Pas baca judul di atas, apa yang ada di benak kalian?
Ya, benar! Itu bahasa jawa. Mapan, artinya memujurkan diri dengan tepat pada sesuatu, berbaring dengan pas. Turu, artinya tidur. Jadi, mapan turu itu bersiap berbaring dengan nyaman untuk tidur. Dan itulah yang saya lakukan semalam, saat anak-anak dan tetangga malah jedar-jeder main petasan dan kembang api yang meledak meriah di udara.
Tapi bukan juga bersiap berbaring dengan nyaman untuk tidur. MaPan TuRu adalah akronim dari MAlam penutuPAN TahUn baRU. Dirayakan hampir seluruh insan di dunia. Saya tidak turut merayakan dengan hingar bingar seperti membunyikan terompet, membakar jagung untuk cemilan, apalagi nimbrung bersama tetangga menemani anak-anak berpetasan ria.
Saya malah melakukan mapan turu yang sebenarnya.
Leyeh-leyeh sejenak, merenung perjalanan 2020 yang begitu memberikan kesan dan pesan. Kiranya, apakah 2021 saya bisa memanfaatkan kehidupan yang diberikan Allah Subhaanahu Wa Ta'ala dengan sebaik-baik amanah dari-Nya?
Saya justru sering berpikir tentang kematian? Siapkah saya?
Sahabat dan keluarga ada yang telah berpulang keharibaan-Nya. Seperti yang pernah saya ulas di unggahan INI dan INI. Kematian selalu mengingatkan saya ketika mapan turu. Karena disaat jelang tidurlah, sebenarnya kita menyambut 'kematian kecil' sebelum 'kematian besar' datang. Saat ruh berada dalam genggaman-Nya. Suka-suka Sang Pemilik Nyawa akan mengembalikannya esok hari atau hingga hari akhir nanti.
Butiran kristal mengalir dari netra yang penuh dosa. Berbisik lirik memohon ampun pada Yang Maha Kuasa. Istighfar dan lafadz dzikir mengiringi lelap. Berharap Allah izinkan saya masih terus sehat.
Pagi yang cerah dengan senyum di bibir merah, merekah tanda syukur atas nikmat dan karunia-Nya. Usai subuh berjamaah dengan suami, mencium tangan dan mencumbu keningnya, adalah bahagiaku yang sederhana memulai hari penuh suka cita.
Meski hujan masih terus mengguyur, aroma petrikor selalu menguar menambah rasa optimis dari pori-pori tanahnya menyapa mahkluk, dinginnya suasana tak menciutkan hati untuk terus bersyukur dan beraktifitas. Bukankah aktifitas adalah bagian dari ibadah kepada DIA?