Berjuta kata di benak
Malu-malu untuk diungkap
Sekiranya pori-poriku bisa berteriak
Dia mewakili puisi-puisiku di jalan senyap
Duhai, dirimu disana,
Masihkah kau goreskan pena?
Berisikan tentang kerinduanmu padaku
Itu yang sering kau katakan, dulu.
Kini, hanya senyap yang menyelimuti
Rindu ini jadi tak berarti
Kala diam hanya jadi satu-satunya pilihan
Untuk meredam semua teriakan yang tertahan.
***
Jelang Isya di Bukit Pinang, 21122020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H