Wanita selalu benar, menurut saya itu kurang tepat, mengapa? Karena yang saya tangkap selama ini, wanita selalu saja dikelilingi dengan stigma-stigma yang terkadang membuat mereka merasa selalu serba salah. Kemarin saya telah membahas mengenai paradigma pendidikan bagi wanita. Itu salah satu isu yang cukup menarik untuk dihabas. Kali ini saya mau membahas mengenai stigma cara berpakaian wanita.
Pernahkah kalian mendengar stigma yang mengatakan bahwa wanita yang bercadar dianggap radikal dan wanita yang berpakaian minim dipandang nakal. Terus wanita harus berpakaian seperti apa? Wanita yang memiliki postur tubuh yang agak besar kemudian mengenakan pakaian yang ngepas di badannya dianggap tidak sopan, namun jika memakai pakaian yang sangat longgar dibilang terlalu oversize atau tidak cocok. Jadi sebagai wanita kadang kita merasa serba salah gitu kalau soal pakaian.
Menurut saya pakaian merupakan wujud dari kebebasan berekspresi. Kita memakai pakaian yang menurut kita nyaman. Jika mendengarkan omongan orang pasti tidak ada habisnya. Jadinya ya semakin bingung.
Walaupun soal tata cara berpakaian sudah ada aturannya, yang sesuai dengan agama atau budaya bangsa. Tapi alangkah baiknya bukan kita yang menentukan bagaimana seharusnya orang berpakaian. Mereka memiliki gaya tersendiri. Hilangkanlah stigma-stigma mengenai hal tersebut.
Saya sendiri seorang wanita, saya juga sering mendapatkan penilaian orang lain atas pakaian yang saya kenakan. Saya nyaman jika menggunakan pakaian yang cukup longgar, namun ada pula orang yang menilai penampilan saya. Ada yang mengatakan saya tidak cocok dengan gaya pakaian tersebut. Ada pula yang mengatakan bahwa saya terlihat lebih gendut jika mengenakan pakaian tersebut. Itu terkadang membuat saya tidak percaya diri jika mau memilih gaya berpakaian yang seperti apa. Padahal saya mengenakan pakaian tersebut atas dasar kenyamanan. Kadang pula saya bersikap untuk tidak peduli atas apa yang mereka katakan.
Jadi teman-teman, tolonglah hilangkan stigma-stigma mengenai cara berpakaian wanita. Hargai kebebasan berekspresi mereka. Janganlah usik mereka atas apa yang mereka kenakan. Toh mereka juga memiliki alasan tersendiri atas itu. Mungkin cukup sekian yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini. Kata Hati, Kata Batin Yang Tersakiti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H