Lihat ke Halaman Asli

Siska Dayanti

seorang mahasiswi

Pengaruh Kesehatan Mental dalam Perspektif Talcott Parsons

Diperbarui: 12 Desember 2021   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari  kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya (WHO, 2016). 

Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. 

Kondisi mental yang sehat akan membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang (Adityawarman, 2010). Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu (Kartono, 2000). 

Masalah kesehatan mental yang banyak dialami remaja adalah masalah pertemanan. Menurut (Rohman & Mugiarso, 2016) masalah pertemanan adalah ketidak mampuan remaja dalam menjalin relasi pertemanan yang baik dengan teman sebayanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hightower yang dikutip dalam buku Desmita (2013) menemukan bahwa hubungan yang harmonis dengan teman sebaya selama masa remaja, berhubungan dengan kesehatan mental yang positif pada masa dewasa. 

Sejalan dengan perspektif Talcott Parsons mengenai masyarakat sebagai suatu sistem sosial, tentunya setiap sistem sosial memiliki fungsi dan peranan nya masingmasing. 

Lebih jauh lagi, jika ada sebuah komponen yang mengalami disfungsi dapat dipastikan akan menimbulkan sebuah penyimpangan bahkan bisa menimbulkan konflik pada sistem karena saling berhubungan. Kegagalan remaja dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya akan menyebabkan remaja menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya diri atau justru berperilaku sombong, keras kepala, serta salah tingkah bila berada dalam situasi sosial (Poerwanti & Widodo, 2002).

Penelitian Praptiani (2013) yang mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Latipun pada tahun 2006 di Malang menunjukkan prevalensi remaja yang mengalami konflik dengan teman sebaya. 

Survei yang dilakukan terhadap 141 remaja menunjukkan bahwa sebanyak 21% remaja menyatakan pernah mengalami perselisihan dan 81% remaja menyatakan pernah mengalami konflik dengan teman sebayanya di sekolah.

Keharmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kesehatan mental, anak yang tumbuh besar dalam keluarga yang harmonis akan berbeda dengan anak yang tumbuh kembang dalam keluarga yang broken home. Sering ditemukan bahwa keluarga merupakan salah satu penyebab ketidaksehatan mental pada anak. 

Kasus yang sering ditemukan adalah ketika orang tua bertengkar di depan anak itu akan mengganggu kesehatan mental anak, anak cenderung akan mengalami kegelisahan, anak menjadi keras kepala dan sulit sekali untuk tenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline