Lihat ke Halaman Asli

Raden Siska Marini

Manusia Profesional

Diam dalam Keramaian Hidup

Diperbarui: 11 November 2024   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perjalanan sore ini, di tengah derasnya hujan yang turun, ada sebuah ketenangan aneh yang datang, meskipun tubuh terombang-ambing di atas motor, melewati jalan-jalan yang semakin dipenuhi kendaraan. Waktu seakan melambat, dan suasana menjadi lebih puitis, meskipun kenyataan di sekeliling penuh dengan kemacetan yang membuat perjalanan terasa lebih panjang. Dalam keadaan seperti ini, kita sering kali dihadapkan pada ujian sabar yang tak terduga. Setiap detik yang berlalu menjadi semacam pengingat bahwa kita tak bisa mengendalikan segala hal di luar diri kita.

Sabar bukan hanya soal menahan diri dalam keterbatasan ruang dan waktu, tetapi juga tentang menerima kenyataan yang ada. Kemacetan di jalan raya ini, meskipun bisa membuat kita frustasi, sebenarnya adalah cermin dari kehidupan itu sendiri---sering kali penuh dengan rintangan, namun juga penuh dengan peluang untuk bertumbuh melalui cara kita meresponsnya.

"Kesabaran adalah bentuk kekuatan, bukan kelemahan." --- **Friedrich Nietzsche**

Quote ini mengingatkan kita bahwa sabar bukanlah tanda ketidakmampuan atau ketidakpedulian. Sebaliknya, kesabaran adalah salah satu bentuk kekuatan terbesar yang bisa kita miliki. Itu adalah kapasitas untuk tetap tenang, untuk tidak tergerak oleh emosi atau keadaan eksternal yang tidak bisa kita kendalikan.

**"Patience is not the ability to wait, but the ability to keep a good attitude while waiting." --- Joyce Meyer**

Makna dari kutipan ini adalah bahwa sabar bukan hanya soal menunggu, tetapi bagaimana kita menjaga sikap positif selama menunggu. Dalam setiap perjalanan yang penuh kemacetan, kita diuji untuk tidak hanya menunggu waktu berlalu, tetapi untuk tetap menjaga kedamaian batin dan sikap hati yang baik. Sebab, sejatinya, waktu itu tak akan pernah bisa dipercepat, namun sikap kita dalam menghadapinya bisa menjadi kunci utama dalam meraih kedamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline