Tidak bermaksud ingin membandingkan antar pemimpin bangsa satu dengan lainnya, karena setiap pemimpin memiliki lebih dan kurangnya. Kemajuan negara ini ditorehkan oleh prestasi para pemimpin dan dapat dirasakan secara akumulatif dari masa ke masa kemajuan negara.
Sejatinya pemimpin negara adalah orang yang memiliki keberanian dalam mengambil keputusan baik dalam situasi normal apalagi dalam situasi genting. Berani tetapi dengan mempertimbangkan banyak aspek yang terdampak agar keputusan yang diambil tidak mengganggu stabilitas negara.
Bung Karno sebagai pemimpin yang menyatukan para pemuda dan bersama mendeklarasaikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Suharto sebagai Presiden pada masa orde baru yang konsen pada pembangunan ekonomi, selama masa pemerintahannya negara Indonesia cukup stabil walau di sisi lain masyarakat tidak bebas dalam menyampaikan kritikan dan aspirasi. Namun sayang karena terlalu lama berkuasa (32 tahun) akhirnya pemerintahan Suharto tumbang pada Mei 1998.
Memasuki era reformasi dan demokrasi, sistem politik Indonesia hingga saat ini dirasakan masih kaku, masih terjadi penyesuaian-penyesuaian dan pendewasaan dalam berpolitik praktiis.
Apakah sebagai pelaku politik (kader partai politik) atau masyarakat sebagai pemilik suara. Rakyat sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran.
Contoh dalam situasi pandemik virus, logikanya penyelamatan jiwa manusia menjadi perhatian utama dalam penanganan wabah virus, jika kesehatan dan keselamatan rakyat menjadi prioritas maka step berikutnya yang dibangun adalah menumbuhkan sumber ekonomi secara perlahan menyesuaikan dengan keadaan baru yang lebih berkualitas.
Anggap saja sebagai gerbang awal untuk membangun Indonesia, agar lebih mudah dalam menjalankan upaya-upaya yang dibutuhkan. Karena pada akhirnya setiap orang sudah siap untuk memulai giat yang menjadi sumber ekonomi mereka. Peran pemerintah tentunya dalam hal ini sangat dominan.
Keadaan yang diharapakan ini agar wabah virus hilang dan masyarakat dapat menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya masih belum dirasakan berhasil, karena pemerintah masih terus berupaya membangkitkan ekonomi saat butuh penyelamatan jiwa manusia.
Sejak sebelum ada wabah covid-19 kondisi keuangan negara terasa tidak terlalu baik, sehingga saat virus menyerang membuat keadaan semakin berat.
Apalagi di ruang publik media sosial (medsos) terus mengalami kegaduhan antar kelompok yang memiliki pandangan berbeda dalam menyelesaikan persoalan bangsa, ini dirasakan sejak pilpres 2014 hingga saat ini di periode kedua pemerintahan Jokowi.
Faktor apa yang membuat begitu kerasnya kritikan dari pihak lain terhadap pemerintah? Apakah karena pemimpin terpilih adalah hanya seorang kader partai sehingga dianggap remeh oleh lawannya, sementara pemimpin yang diusung kelompok lawan adalah seorang ketua umum partai.