Lihat ke Halaman Asli

Susilawati

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

DKI Jakarta sebagai Wilayah Pandemik Terbesar Covid-19 di Indonesia

Diperbarui: 4 April 2020   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DKI Jakarta selain sebagai ibu kota provinsi juga sebagai ibukota negara dengan luas daratan 661,52 km2 dihuni oleh 10.47juta jiwa (https:/databoks.katadata.co.id). Penduduk yang cukup besar dan padat kotanya dalam radius demikian. Selain sebagai ibukota provinsi, juga sebagai ibukota negara, DKI menjadi pusat perputaran ekonomi terbesar yang dampaknya banyak warga dari daerah lain melakukan  urbanisasi ke Jakarta dengan harapan lebih mudah mendapatkan pekerjaan.

Hadirnya wabah virus Corona yang dengan nama lain juga disebut Covid-19 saat ini, sangat mengkhawatirkan. Walau wabah Covid-19 berasal dari salah satu kota di Wuhan, China dan Jakarta sebagai pintu gerbang bagi masyarakat internasional untuk masuk ke Indonesia, mengakibatkan masuknya Covid-19 dominan melalui Jakarta, hingga saat ini orang positif terinfeksi corona secara nasional terus bertambah khususnya di Jakarta lebih besar.  Di sisi lain belum juga ditemukan obat penawar virus corona, selain  belum maksimalnya upaya pemerintah, baik pemerintah provinsi DKI maupun pemerintah pusat  untuk memastikan tindakan yang tepat agar berhenti penyebaran virus ini di waktu tertentu.

Sejatinya, bercermin dari keadaan kota Wuhan yang diserang oleh Covid-19, pemerintah China melakukan upaya lock down bagi kota tersebut agar dapat fokus penanganan penindakan dan menangkalnya secara efektif. Dengan begitu lebih terukur dan dapat dikontrol baik dari setiap perkembangan wabah dan dapat diatasi.

Sehingga tidak menyebar ke wilayah yang lebih luas, dapat dibayangkan bila seluruh kawasan China terkena Covid-19, tentu ekonomi negara China selain lumpuh juga akan chaos. Untuk meminimalisir dampak buruk seperti itu maka pemerintah China semaksimal mungkin berupaya untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dengan solusi lock down, tidak ada pilihan lain. lebih baik maksimal dan fokus di satu kota sebagai wilayah pandemik terbesar daripada resiko melock down seluruh China, ini yang harus dihindari oleh pemimpin2 negara, tanggung jawab terbesar ada di pundaknya, harus tegas dan yakin akan keputusannya, otomatis masyarakat aman, nyaman, percaya, terjaga dan terlindungi.

Saat ini kondisi di Indonesia justru sedang mengalami fase tinggi terkait Covid-19, sementara di kota asal Covid-19 sendiri sudah normal keadaanya. Itu membuktikan bahwa penanganan yang tepat sudah dilakukan oleh pemerintah China. Untuk dapat lebih mudah menangkal virus ini di Indonesia khususnya kota Jakarta, maka langkah yang paling tepat adalah upaya lock down. Tidak perlu ragu untuk melakukan kebijakan lock down bila dampaknya lebih dapat meminimalisir penyebaran ke wilayah lain di Indonesia.

Lock down di DKI sebagai salah satu kota provinsi di antara 34 provinsi yang ada di Indonesia, tentu akan memudahkan daripada bila seluruh wilayah terdampak sama besarnya yang berakibat ekonomi negara mati dan chaos. Pikiran seperti ini harus menjadi dasar berpikir pemerintah pusat dalam mengambil keputusan, setiap provinsi tentu beda penangannya, kembali disesuaikan dengan apa yang terjadi di wilayah masing2.

Seharusnya kalau bisa lock down DKI saja dengan resiko ekonomi dan instabilitas negara kecil kenapa tidak dilakukan. Lock down untuk beberapa waktu saja namun bisa memutus rantai penyebaran virus dengan masiv, akan lebih sederhana dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk hal ini.

Kalau diperhitungkan hingga saat ini korban Covid-19 masih terus bertambah itu artinya sebagai tanda yang jelas bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan lock down. Lock down juga berpengaruh bagi orang yang rencana untuk  melakukan perjalanan mudik apalagi mendekati ramadhan dan lebaran untuk mengurungkan niat mudik tersebut. Bila situasi ini cepat reda karena penanganan yang tegas, terukur dan efektif dari pemerintah maka kegiatan masyarakat akan kembali normal dalam produktivitas, negara juga stabil.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketum Demokrat juga menyerukan kepada pemerintah untuk ambil sikap tegas melock down wilayah pandemik terbesar, terbukti hingga sekarang masih  terjadi peningkatan orang terinfeksi corona di DKI, itu artinya DKI sebagai wilayah yang menjadi utama untuk lock down. Data terkini dari dinas kesehatan provinsi DKI hingga 1 April 2020, sebanyak 794 kasus positif virus corona, 87 orang meninggal dunia dan 51 orang sembuh dari total 1.677 orang kasus positif, 157 meninggal dan 103 sembuh secara nasional.

Ada 490 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit, 166 orang mengisolasi diri di rumah dan 705 orang masih menunggu hasil laboratorium. Di antara pasien 84 kasus positif merupakan tenaga medis di DKI. (https:/katadata.co.id). Berbagai pertimbangan yang mungkin kurang terukur baik serta keyakinan yang kurang mantap dari Pemerintah pusat dan masih menimbang untuk lock down DKI sementara korban meninggal terus berjatuhan.

Saatnya, sebelum terlalu terlambat Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI melakukan upaya koordinasi dan sinergi secara terus menerus untuk mengambil langkah/kebijakan lock down DKI, selain memutus mata rantai penyebaran juga meminimalisir korban meninggal. Apa gunanya bila masyarakat sudah tertib melakukan upaya self lock down/stay at home, atau di rumah saja bila kebijakan lebih besar untuk melindungi rakyatnya dari virus ini tidak dilakukan oleh pemerintah sebagai pengambil keputusan tertinggi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline