Lihat ke Halaman Asli

Hasna A Fadhilah

Tim rebahan

Tiga Kiat Bijak Menyikapi Pemberian Angpau untuk Anak

Diperbarui: 11 Juni 2018   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

memecrunch.com

Beberapa hari terakhir, timeline sosial media saya penuh dengan postingan anjuran untuk tidak membiasakan anak meminta 'salam tempel', bahkan yang lebih ekstrem ada yang melarang anak untuk menerima uang tersebut karena dianggap tidak mendidik. Terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, pemberian angpau untuk anak-anak di Indonesia sudah menjadi budaya tersendiri. 

Bahkan tradisi ini tidak hanya saat lebaran saja, mau natal, hingga imlek sekalipun, budaya pemberian angpau pada anak, tidak bisa kita elakkan. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka mau kita setuju atau tidak, hal ini akan berlangsung terus menerus, kecuali bila mendadak presiden kita mengeluarkan dekrit pelarangan pemberian salam tempel, hehe...

Sebenarnya sah-sah saja jika ada yang bilang bahwa pemberian angpau kurang efektif dalam menanamkan nilai-nilai islam pada anak. Selain tidak mengajarkan anak untuk ikhlas beribadah, dikhawatirkan ke depannya, anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang memelihara sikap pamrih. 

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah apa cukup memotivasi anak hanya dengan nasihat-nasihat mutiara, tanpa memberikan angpau? Saya ucapkan selamat, bila anda adalah orangtua yang berhasil dalam menerapkan itu. Namun, kenyataan yang sering saya temukan di lapangan, kebanyakan dari mereka yang tidak menerima angpau, ujung-ujungnya akan tetap meminta ketika mereka tahu teman mereka mendapatkan pundi-pundi koin lebih dari orangtua dan sanak saudara.

Ketakutan orang bila anak akan menjadi tidak tulus saat diberikan angpau, tentu sangat normal. Tapi, bila ditelisik secara mendalam, saya rasa sikap pamrih itu sendiri adalah sesuatu yang wajar di kehidupan kita sebagai manusia. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun ketika diiming-imingi THR lebih besar bila memenuhi tugas yang diberikan bos, saya pastikan orang tersebut akan ngiler juga dan tidak mau menolak. Nah, anggap saja anak-anak ketika sukses berpuasa sebulan penuh, itu pertanda bahwa mereka berhasil melaksanakan tugas. Sehingga, merupakan hak mereka untuk diberikan 'imbalan' yang sesuai. Disamping lebih menekankan pemberian angpau sebagai bentuk penghargaan, beberapa kiat lain yang perlu kita terapkan saat memberikan angpau pada anak saat lebaran antara lain:

1. Mengelola angpau bersama

Tekankan pada anak, terutama yang masih belum baligh, uang angpau yang diberikan adalah tanggungjawab bersama orangtua dan anak. Ada baiknya bila uang masih dipegang oleh ayah/ibu, tapi pemanfaatannya akan didiskusikan bersama. 

2. Fokuskan pada kebutuhan pokok anak

Seringkali ketika anak mendapatkan uang banyak saat hari raya, mereka akan cenderung minta dibelikan mainan atau hal lain di luar keperluan sekolahnya. Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus memberikan pemahaman yang tepat tentang berapa persentase yang dialokasikan untuk mainan, dan berapa bagian yang diperuntukkan bagi keinginan pribadi mereka. 

3. Ajarkan untuk tidak hanya menerima, tapi juga berbagi

Selain menerima pundi-pundi uang dari keluarga dan saudara, ajari anak-anak kita juga untuk memberikan hadiah/sebagian uang mereka untuk golongan kurang mampu atau anak-anak di panti asuhan. Dari sini, bukan hanya mereka belajar dihargai atas hasil 'kerja keras' mereka beribadah, diharapkan mereka juga dibiasakan untuk berderma dan peduli terhadap lingkungan sosial mereka.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline