Fenomena langit di ufuk Timur mulai kelihatan. Semburat merah perlahan mulai memunculkan diri. Saatnya peralihan dari gelap menuju terang.
Asaku kembali bangkit. Kupupus semua rasa sedih dan kecewa yang bersemayam di hati. Perlahan tapi pasti perasaan kelam yang bergelayut di hati mulai sirna.
Jika matahari bisa mengantikan gelap menjadi terang. Maka tentu saja hati kita yang muram harus ikut tergantikan dengan semangat dan harapan baru.
Alangkah ruginya jika kita tidak bisa memetik pelajaran dari siklus terang dan gelap tersebut. Senja beralih menjadi fajar ataupun sebaliknya, memberikan kita pelajaran bahwa tidak ada yang abadi, segala sesuatu itu pasti akan berlalu.
Raih asa dan tujuan hidup yang telah kita targetkan. Senantiasa bekerja dengan giat sesuai hati nurani. Tak usah hiraukan dan pendam segala cercaan dan kritik yang tidak membangun. Percayalah selama kita bekerja dengan hati maka kebenaran akan terbukti pada waktunya nanti. Layaknya terang mengantikan gelap dan memberikan keindahan bagi setiap orang yang menikmatinya.
Semangat!
HUT ke-78 RI
Rosmani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H