Kemarin pagi, sehabis sarapan di Hotel Pullman, tempatku menginap selama 3malam (5-8 Mei 2022), saya pun melangkahkan kaki ke Pantai Legian, yang letaknya persis di depan hotel.
Saat memandang ke pantai lepas, terlihat gulungan ombak yang cukup besar menderu-deru di tepi pantai.
Memandang lautan dan ombak di lepas pantai tersebut membuat saya menyadari bahwasanya kehidupan kita sebagai manusia tidak jauh bedanya dengan laut dan ombak.
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak mungkin kehidupan kita mulus-mulus saja. Pasti kita pernah mengalami pasang surut layaknya laut.
Pada saat kita berada di situasi sulit (surut), kita jangan menyerah, tetaplah menjalaninya dengan sebaik-baiknya, karena seperti laut, setelah surut akan pasang kembali. Begitupun kehidupan kita, setelah surut akan mengalami situasi yang baik kembali (pasang). Hidup itu bersifat dinamik, jadi apapun kehidupan kita, jalanilah dengan sebaik-baiknya.
Layaknya ombak di lautan, yang bergulung-gulung di tepi pantai dan akhirnya tenang kembali. Begitupun kehidupan kita. Setelah mengalami masa sulit, apabila kita menjalaninya dengan ikhlas dan senantiasa bersandar kepadaNya, maka ketenangan dan kedamaian akan kita dapatkan.
Mari kita songsong hidup kita dengan penuh syukur apapun yang terjadi. Tinggalkan segala keluh kesah yang tidak berarti karena keluh kesah hanya menebarkan aura negatif yang tidak ada solusinya.
Senantiasa "bersyukur" apapun kondisi kita. Saat ini kita masih hidup saja harus kita syukuri karena semua ini merupakan kemurahan dan kebaikan Tuhan atas diri kita karena berapa banyak keluarga yang kehilangan sanak saudara akibat pandemi Covid-19 ini.
Ayo kita songsong sisa hidup kita dengan semangat positif dan senantiasa bersandar kepadaNya.
Hanya sekedar renungan di pagi hari.
Selamat pagi rekan kompasianer semuanya. Selamat Idul Fitri buat yang merayakannya.
Legian, 07 Mei 22
Rosmani