Lihat ke Halaman Asli

Rosmani Huang

Karyawan Swasta

Memetik Inspirasi Menggapai Kebahagiaan, Hadirkan Senior Konselor dari Singapura

Diperbarui: 16 Februari 2021   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar Reuni BL89 via Zoom (dokpri)

Sehubungan dengan pandemi Covid-19, maka kebersamaan dengan teman-teman sekolah dalam rangka Imlek yang biasanya dilaksanakan setiap tahun ditiadakan. 

Oleh sebab itu, Winny Lu, temanku yang berprofesi sebagai Senior Konselor di  Singapura, memprakarsai untuk mengadakan reuni secara daring lewat zoom. Tujuannya untuk memberikan sharing terkait cara menghadapi krisis di masa yang sulit ini.

Itulah arti persahabatan yang sesungguhnya. Bahwa persahabatan harus bisa menambah arti dalam kehidupan, bukan hanya dalam suka tapi juga dalam duka dan bahwa kita tidak sendiri dalam menjalani situasi sulit ini.

Dalam kata sambutannya di undangan yang disebarkannya, Winny Lu menuliskan bahwa Heraclitus, seorang Philosopher Yunani mengatakan "Change is the only constant in life” artinya “Satu hal yang tidak pernah berubah adalah PERUBAHAN”. Bukan saja umur kita berubah, jiwa raga kita juga berubah. Dalam mengalami perubahan hidup di berbagai segi kehidupan baik pribadi, bisnis dan keluarga, bagaimana kita menghadapinya?

Saya coba merangkum apa yang saya dapat dari penjelasannya di  zooming Reuni BL89, 14 Februari 2021.

Dulu IQ (kecerdasan Intelektual) & EQ (kecerdasan emosi) yang tinggi dianggap sebagai penentu keberhasilan seseorang. Tetapi ada faktor yang lebih menentukan keberhasilan seseorang, yaitu faktor AQ  (Adversity Quotient) yang mulai ditulis oleh Paul G Stolz, seorang Organization Psychologist sejak tahun 1997, pada saat krisis ekonomi yang mulai terjadi di Asia dan akhirnya  merambat ke seluruh dunia.

AQ adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan- kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.

Ilustrasi orang berselancar. Kalau jatuh bangun lagi. Semakin berpengalaman semakin tidak takut jatuh. Itulah hidup. Sumber gambar: kompas.com (Dok. Rip Curl)

Paul G Stolz, membedakan 3 tingkatan AQ dalam masyarakat :

- Tingkat  Quitters ( orang yang menyerah sebelum berjuang)

    Quitters adalah orang yang paling lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi masalah ia langsung berhenti dan menyerah.

- Tingkat Campers ( orang yang berkemah )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline