Lihat ke Halaman Asli

Rosmani Huang

Karyawan Swasta

Jomlo Itu Pilihan, Bukan Aib

Diperbarui: 14 Februari 2021   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dokpri)

Begitu masuk ke rumahnya sehabis pulang kantor, Rini mendapati seisi rumahnya berantakan. Piring-piring kotor berserakan di meja makan maupun di tempat cucian. 

Baju-baju kotor tergeletak di lantai, tidak diletakkan di tempat yang semestinya. Dan dilihatnya suaminya, Rendi, sedang asyik bermain game.

Rini menghela nafas. Situasi ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi dirinya. Pulang ke kantor bukannya bisa istirahat, malah harus membereskan seisi rumah lagi. Rendi sama sekali tidak mau membantunya membereskan isi rumah. 

Jangankan membantu, malah justru dia yang selalu meletakkan segala sesuatu tidak pada tempatnya. Kerjanya hanya main game, tidak berusaha untuk mencari pekerjaan lagi setelah di PHK.

Rini menikah dengan Rendi karena tidak tahan ditanya teman maupun keluarga besar kapan menikah. Ada perasaan tidak nyaman pada saat ditanya kapan menikah, seakan-akan dirinya sungguh menyedihkan karena tidak mempunyai pasangan. 

Untuk menghindari pertanyaan serupa akhirnya pada saat dikenalkan ke Rendi, Rini pun menerimanya dan mengiyakan untuk melangkah ke jenjang pernikahan walaupun baru mengenal Rendi selama 3 bulan.

Akibat menghindari status jomlo, yang kesannya menyedihkan, Rini harus menerima akibat dari keputusannya tersebut, yaitu ketidakbahagiaannya sepanjang hidupnya.

Idealnya manusia diciptakan berpasangan. Tetapi seandainya tidak menemukan pasangan yang didambakan, maka pilihan untuk menjadi jomlo tidak ada salahnya. Jangan menikah hanya agar tidak terlihat menyedihkan dan dikejar umur.

Menjadi jomlo tidak menakutkan dan menyedihkan seperti yang terlihat. Walaupun dalam kenyataannya banyak yang lebih baik menjalani kebersamaan dengan orang yang salah daripada melajang. Padahal banyak sisi positif dari melajang.

         Apa sih sisi positif dari melajang?

- Banyak waktu untuk diri sendiri.

    Dengan hidup sendiri maka kita bebas untuk melakukan apapun aktivitas yang kita sukai:

Kita bebas untuk bepergian ke tempat-tempat yang kita sukai tanpa perlu merasa bersalah kapan pun dan dengan siapa pun yang kita sukai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline