Singkong merupakan buah dari tanaman umbi-umbian yang tumbuh dalam tanah. Singkong memiliki bentuk lonjong, dagingnya menggelembung di bagian tengah dan mengerucut di kedua sisinya. Singkong memiliki daging yang bisa dibilang keras. Warna kulit singkong adalah coklat tua dan coklat kehitaman. Singkong rasanya hambar saat masih mentah karena tekstur daging buahnya sangat keras. Kebanyakan masyarakat mengkonsumsi singkong dengan cara direbus, dikukus, digoreng, dipanggang atau dibakar. Banyak masyarakat yang menanam singkong di sekitar rumahnya karena singkong dapat tumbuh di berbagai daerah dan cocok untuk ditanam pada lahan yang gembur serta mudah untuk dibudidayakan.
Desa Argosari merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Jabung. Desa Argosari terbagi menjadi 3 dusun yaitu Pateguhan, Gentong, dan Bendrong. Sebagian besar warga Argosari berprofesi sebagai peternak sapi perah dan petani, khususnya warga desa Bendrong. Salah satu jenis tanaman yang ditanam oleh warga desa Bendrong adalah singkong. Namun, tanaman singkong di Dusun Bendrong setelah dipanen hanya dijual perkilonya dengan harga yang tergolong murah. "Harga sekilonya kalau lagi bagus sekitar Rp.2000,-/kilo, sedangkan kalau lagi tidak laku ya Cuma Rp.700,-/kilo. Kalau lagi tidak laku ya kadang gak dijual, Cuma dijadikan pakan ternak." Ujar bapak Dhori, selaku kepala dusun Bendrong.
Dengan adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN UM 2018 memiliki inisiatif untuk mengadakan pelatihan industri rumah tangga olahan singkong yang dilaksanakan pada Rabu, 5 Juli 2018. Pelatihan ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang dialami warga desa Bendrong ketika harga singkong mengalami pasang surut. Selain itu, pelatihan ini juga dapat memberikan pengetahuan dan informasi bahwa singkong tidak hanya dapat dijual, melainkan dapat diolah yang akan dapat memberikan penghasilan yang bisa dibilang lebih banyak daripada harga jual singkong mentah atau pasca panen. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa Argosari, khususnya warga desa Bendrong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H