Lihat ke Halaman Asli

sisca wiryawan

A freelancer

Jurnal Hantu, Bab 17 - Makhluk Misterius

Diperbarui: 18 September 2024   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com.

"Ray, akhir-akhir ini kau merasa ada yang aneh, tidak?"

"Hmmm. Kau bicara apa? Aku tak mendengar dengan jelas."

"Tak sopan bicara padaku yang lebih tua sembari menggunakan headset," gerutu Tama. Tanpa mempedulikan aku yang sedang asyik mendengarkan lagu 'Hoostabank' -- the Reason, ia menepis headset-ku dengan kaki kanan belakangnya. Jadi, siapa sekarang yang tak sopan? Siapa yang memamerkan bokong berbulu jabrik di depan hidungku? Dan sekarang siapa yang menambah beban dengan rebahan seenaknya di punggungku yang sedang push up?

Aku bersin karena bulu Tama yang rontok yang menggelitik hidungku. "Aneh bagaimana?" Tanyaku sembari push-up. Untuk memburu hantu, memerlukan tubuh yang bugar, bukan? Sebenarnya, aku malu karena stamina Ranko lebih kuat dariku. Ia bisa naik turun 100 anak tangga tanpa kehabisan napas.

"Aku merasa ada sesuatu yang mengawasi kita. Tapi, aku tak bisa mendeteksi makhluk mistis apakah itu," ujar Tama. Keningnya berkerut dalam ketika berpikir. "Aku tak merasa adanya kekuatan jahat, tapi siapa yang bisa memastikan?"

"Sejak kapan kau merasa kita diawasi?" Tanyaku dengan napas terengah-engah.

"Sejak kita pulang dari rumah Nenek Dian, neneknya Ranko.

"Aneh, mengapa kau terasa berat sekali?" Keluhku.

"Turunlah Tama. Kau makan ikan terus, ya?"

"Jangan banyak mengeluh. Kau ingin tubuh berotot untuk mempesona Ranko, kan?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline