Lihat ke Halaman Asli

Sis Ariyanti

guru yang pengen jadi penulis dan pengarang

Berguru pada Siswa

Diperbarui: 19 September 2019   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menemani keseharian siswa di kelas saat tidak mengajar merupakan ladang ilmu. Bagaimana kita bisa mengamati tingkah laku juga aktivitas mereka saat belajar dengan guru-guru di kelas. Adakalanya kelas ramai dengan jawaban dan celetukan yang mengundang tawa ataupun membuat dahi berkerut untuk berpikir sejenak. Suasana tiap hari berbeda ibarat alunan musik yang senantiasa mengalun dengan syahdu ataupun penuh hentakan. Setiap individu dari mereka itu unik dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Layaknya guru juga yang tak pernah sempurna. Dengan demikian, tak layak jika kita menuntut mereka sempurna sementara kita juga tak mampu. 

Bersama mereka semakin kita mengetahui sisi kekurangan diri. Ibaratnya siswa itu merupakan cermin untuk guru. Apa yang terjadi pada siswa sudah selayaknya sebagai bahan introspeksi bagi guru. Namun, bukan berarti itu karena kelengahan ataupun 100% salah guru. Ada hal-hal yang memang pada dasarnya diluar kemampuan kita sebagai guru dalam mendampingi mereka. Akan tetapi ada hal-hal lain pula kadang karena kurangnya perhatian kita. Apabila cermin itu tidak jelas menampilkan gambarnya, pantulannya kurang jelas, bisa jadi ada debu-debu yang menempel pada cermin tersebut. Membersihkan dan perawatan secara rutin itulah yang seharusnya kita lakukan. Jangan menunggu cermin itu tebal dengan debu! 

Demikianlah Allah menghadirkan masalah melalui siswa pastinya memiliki maksud tentunya. Hikmahnya baru kita rasakan sesudah melewati masa-masa penuh guncangan. Siswa pada dasarnya merupakan sumur, dari merekalah kita belajar dan terus belajar. Belajar bagaimana melakukan hal-hal yang awalnya tidak pernah kita kerjakan akhirnya istiqomah dilakukan lantaran guru adalah publik figur. Jika kita sekadar ceramah tapi tak bertindak maka apa yang kita sampaikan ibarat buih di lautan.  Hilang terbawa angin.  Tak punya daya untuk mengubah ke kebaikan. 

Bagaimana kita mengikis dan mengeleminasi kecurangan sementara kita belum mampu menjadi teladan? Itulah permasalahan yang tak pernah kunjung usai. Takut nilai UKG dinyatakan tidak lulus maka guru contekan berjamaah. Malu rasanya bukan kepada siswa-siswi kita? Adakalanya perlunya sikap saling mengingatkan di antara kita dan menerima masukan dari sesama guru. Menjadikan siswa sebagai guru itulah sikap yang perlu kita ambil agar diri ini selalu ingat untuk memperbaiki dalam segala hal. Semoga langkah kecil ini membawa manfaat dan perubahan bagi dunia pendidikan di Indonesia. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline