Lihat ke Halaman Asli

UN 2013 Bermasalah, Bagaimana Jika UN Dibuat Online?

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

http://sisanom.wordpress.com

Pelaksanaan UN tahun 2013 ini disamping ada upaya  pemerintah (dalam hal ini Kemdikbud) memperbaiki sistem dengan membuat soal dengan 20 varasi paket, tetapi di sisi lain memunculkan masalah baru.  Beberapa masalah  yang membuat kecewa beberapa pihak antara lain :


  1. Keterlambatan 11 Propinsi dalam melaksanakan UN,  rawan bocor tidak ?
  2. LJUN ( Lembar Jawab UN) yang tipis menyulitkan pemindaian ( UNY Yogya, UPI Bandung)
  3. Naskah soal dan LJUN Fotokopi ?
  4. Naskah Soal pinjam dari Sekolah lain ?
  5. Masih terdengar isu jual beli jawaban UN


Waduh jan lucu memang, UN ini kan  gawenya Negara Indonesia tercinta demi anak-anak bangsanya. Kok tambah runyam ya.

Semoga jika UN masih akan dilaksanakan untuk tahun-tahun mendatang, harapan saya dapat dilakukan secara ONLINE  saja. Mungkin di awal-awal pelaksanaan  akan banyak masalah, tetapi jika sistemnya terus diperkuat dan tidak dirubah-rubah, yakin  akan cepat menjadi stabil.

Kira -kira keuntungannya  seperti ini :


  1. Uang ratusan milyar tiap tahun yang digunakan untuk pencetakan dan pendistribusian  naskah UN dapat digunakan untuk membangun ratusan / ribuan  Laboratorium Komputer. ( Naskah soal setelah selesai UN hanya menjadi (maaf)  ” sampah ” ? – milyaran lho)
  2. Tidak perlu pemindaian (koreksi LJUN)    ( kontraknya …… milyar ya? ) karena soal  online lansung diketahui jawabannya.
  3. Dapat dibuat ratusan paket soal ( dengan membuat ribuan BANK SOAL) sehingga  sangat menekan kecurangan siswa,
  4. Kebocoran soal tidak perlu dikhawatirkan, karena soal masing-masing siswa akan diacak oleh sistem dari ribuan bank soal yang sudah disediakan.
  5. Tidak perlu banyak pengawas ruangan, ngirit  juga kan
  6. Pelaksanaan UN tidak harus bersamaan tiap siswa / sekolah , mungkin  bisa 1 bulan tergantung  banyak siswa tiap sekolah
  7. Apalagi ya ?


Dan harapan lagi UN tetap dilaksanakan tetapi jangan dipakai untuk menentukan kelulusan siswa. Kembali ke jaman dulu, NEM dapat nilai 3, 2 tapi LULUS ? he he.

Jadi SISWA yang pandai dan rajin belajar itulah yang pantas mendapatkan nilai tinggi,  sedangkan lulus /tamat  adalah hak setiap siswa ( siswa sing ora kebangeten banget lah  )

Sekedar intermezo

http://sisanom.wordpress.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline