Lihat ke Halaman Asli

Bertemu "Pasangan Kompasianer" di Bandung

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Asam di gunung, garam di laut, ketemu di wajan!”

Pepatah lama di atas cocok banget untuk pasangan kompasianers ini. Zulfikar Akbar dari Aceh, Christine Mariska dari Bandung. Keduanya nge-blog bareng di Kompasiana. Mereka rajin saling mengomentari tulisan rekannya, lama-lama jalurnya beralih ke jalur japri dan berlanjut ke jalur darat, dan seterusnya entah ke jalur mana lagi, tahu deh…

Zulfikar Lalu berketetapan hati untuk secepatnya hijrah ke Bandung! Lha bagaimana tidak buru-buru dan nekad, wong Christine yang manis itu terbayang terus. Anak gadis yang kuliah tahun ke tiga di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan matematika itu bak magnit dahsyat buat Zulfikar. Ada dimanapun kesedotnya ya kesana. He..he..he..

Suatu hari saya kaget mendapat SMS dari Zulfikar. Dia mau ke Bandung dari Jakarta. Wah…, semangat banget nih anak, sejauh itu dari Aceh nyambangi rekan-rekan kompasianers yang ada di Jakarta dan Bandung. Hebat!, pikir saya.

Pertemuan di Bandungpun dirancang. Tepat waktunya saya segera menemuinya di suatu tempat. Kita bisa langsung saling mengenal seperti sudah bertemu sebelumnya saja. Hmmm…, ternyata dia tidak sendirian. Saya dikenalkan dengan gadis manis di sampingnya.

“Ini Christine…” Katanya. Sayapun menjabat tangannya dan kita berkenalan.

“Dia kompasianers juga.” Sambungnya.

“O..ya..? Berangkat bareng dari Jakarta?” Tanya saya.

“Bukan, Christine asli Bandung.” Agak kaget saya, belum pernah kopdar dengan Christine, jadi belum kenal. Tapi saya mulai merasa ada sesuatu diantara mereka.

“Saya tadi sudah jalan kemana-mana di Bandung, juga mampir ke rumah Christine menemui orang-tuanya.” Kata Zulfikar lagi. Dan dugaan saya tak salah: sesuatu itu memang ada! Terjawablah sudah mengapa semangat anak muda ini demikian menggebu untuk pergi ke Bandung. Ternyata memang karena kompasianers! Tetapi bukan Sis12, melainkan Christine yang disebut dalam tulisannya sebagai “Sang Bidadari”!Hua..ha..ha..ha… (ma’af, Fik, juga Christine, saya nulis sambil cekakakan sendiri, sungguh…, saya seneng banget).

Sayapun berinisiatif menjamu kedua sejoli pasangan kompasianers ini di food-court Bandung Super Mall. Lalu kami bertiga makan-minum dan ngobrol bersama dengan santai di sana.

Zulfikar bercerita, bahwa dia mau menetap di Bandung. (Ehemmm…)

“Apa sudah ada kerjaan di Bandung?” Tanya saya.

“Belum, baru sebagai “freelancer” di salah satu penerbit di Jakarta. Besok ada janji bertemu dengan penerbit di Cibiru – Bandung.”

“Oh…, mudah-mudahan dapat pekerjaan deh..”

“Dimana ya sebaiknya cari kontrakan?”

“Maunya di daerah mana? Apa di Cibiru sana?”

“Pinginnya sih.. di daerah sekitar Setiabudi…”

“Lho… kok jauh banget dari tempat kerja?”

“Kalau soal pekerjaan kan bisa via internet karena hanya berupa tulisan.”

“Oh…, memang sukanya daerah sekitar Setiabudi? Kalau Christine sekolah dimana?”

“Saya kuliah tahun ketiga di UPI jurusan matematika.”

“UPI di jalan Setiabudi?”

“Ya…” (Ehemmmm….., pantesan cari kontrakannya mau di daerah sana! Oh… magnit!)

“Kalau di daerah sekitar Setiabudi, yakin deh gampang carinya karena banyak kampus di sana. Kamu pasti bisa pilih-pilih sendiri. Saya harus minta maaf tak bisa mengantar, Fik, karena saya diburu-buru pekerjaan dan terpaksa cukup lama juga off dari Kompasiana.”

Zulfikar memang baik dan ulet. Seminggu kemudian dia sudah dapat pekerjaan di “MQ publishing” di daerah Geger Kalong, Bandung. Geger Kalong itu ya sekitar Setiabudi, dekat kampusnya Christine. Memang tekadnya sudah bulat sekali untuk tidak jauh-jauh dari pujaannya.

Jadi? Kita doakan saja keduanya rukun terus dan tak terhalang banyak masalah serta berlabuh di pelaminan nantinya. Tak perlu tergesa-gesa, Fik dan Christine. Kalian berdua bisa mempersiapkan sebaik-baiknya masa depan kalian bersama. Zulfikar bisa memantapkan pekerjaannya dulu, sementara Christine sebentar lagi lulus D3 dan bisa mulai menjadi guru di bidang matematika. Feeling saya mengatakan kalian berdua cocok dan sudah saya lihat sendiri kontak batinnya. Fotonya yang lebih dempet ga saya publish ya… he..he..he..

Halo admin Kompasiana, apa komentarnya? Terbukti Kompasiana bukan sekedar blog keroyokan, tetapi juga wajan untuk asam di gunung dan garam di laut!

************




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline