Lihat ke Halaman Asli

SirriSaqti

Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

Nasib Pak Tua di Sisa Akhir Hidupnya

Diperbarui: 23 Juli 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang tua renta di perempatan jalan
berjalan sempoyongan memikul beban
bibirnya gemetar, perih menahan lapar!
matanya sayu memerah, letih menahan marah!

dalam hatinya jelas terbaca
baris kalimat kesedihan
namun tiada yang memedulikan 

barangkali Tuhan sudah pergi dari negeri ini
negeri yang konon bersemboyan 'Gemah Ripah Loh Jinawi' tapi sedikit sekali manusianya yang peduli.

***

langit menghitam menuju malam
pak tua terus berjalan menyusuri trotoar jalan.
berjalan di antara bising mesin mobil-mobil mewah yang berlalu-lalang melewatinya 

terus berjalan ...
tanpa tujuan
hingga gelap melenyapkan pandangan mata
ia pun terlelap di bawah kolong jembatan beralas tanah berbantal tangan.

o, malang nian nasib pak tua
hidup di negeri kaya raya
namun tak dapat merasakan kebahagiaan di sisa akhir hidupnya.

-----0-----

Juli, 2021

~SirriSaqti

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline