melihat berbagai tabiat manusia di atas bumi yang sulit dipahami
ada yang baik ada pula yang jahat
ada yang pasrah ada pula yang serakah
ada yang tenang ada pula yang bergerak semaunya dalam menggapai cita-cita
aku sendiri seperti seorang yang terjebak pada rutinitas statis; berjalan merangkak dicambuk waktu.
aku berkaca pada langit
tak sudah-sudah membaca kalimat semesta yang tersusun rapi namun rumit memaknainya
benar adanya
hidup adalah menghirup udara, bernapas dan bergerak maju meraih masa depan serta kebahagiaan
namun apa enaknya menjalani hidup yang terlalu serius mengikuti keinginan-keinginan?
seperti budak belian dalam cengkeraman tuan-tuan.
dan sekali lagi aku pun berkaca pada langit
melihat tubuhku
mencoba mengenali tabiatku sendiri
sementara di kejauhan
kudengar kicau burung menyenandungkan kebebasan.
Maret, 2021
~SirriSaqti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H