Lihat ke Halaman Asli

SirriSaqti

Poin Tiga imaji: Aksara-Warna-Melodi

Kumpulan Puisi: Panas

Diperbarui: 16 Desember 2020   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: m.merdeka.com

***
cinta itu seperti cuaca
berubah-ubah mengikuti musimnya
dingin, ketika musim kangen tiba
panas, ketika musim kawin tiba
panas dingin, ketika sedang "begitu" kepergok calon mertua.
weladalah!
hancur mina!

***
ini pendapat Joni;
bahwasanya surga itu kenyal dan berbukit, bisa juga disebut neraka yang asyik; panas membakar gairah
dan itu ada pada tubuh wanita; tersembunyi di balik celana dalamnya, katanya.
aku menceletuk; "ah, dasar kau muka selangkangan!"

***
cemburuku; panas!
sepanas secangkir kopi yang baru saja kuseduh
kuseruput, lalu kusemburkan tepat ke foto muka pacarmu yang belagu itu
cuihh!

***
-Termometer Cinta-

sebaiknya mari kita ukur saja panas suhu tubuh kita, kekasih
agar dapat diketahui, siapakah di antara kita yang lebih membara kobar asmaranya.

*****

itulah beberapa puisi "Panas" persembahanku, semoga dapat menghangatkan suasana.
Salam Kompasiana.

~SirriSaqti

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline