Long March Jogja - Jakarta Yang Menciptakan Perang
Dewasa ini gaung pemberitaan pemilihan presiden dan wapresnya sudah merajai pemberitaan ditanah air .
Terbetik berita diharian rumah sebelah, baca Disini bahwasanya adalah tokoh Amien Rais yang akan melakukan perjalanan dengan berjalan kaki dari Jogja menuju Jakarta kelak apabila Prabowo Subianto , menyimpang dari visi dan misi nya selama berkampanye pemilihan presiden .
"Masa depan bangsa ini sedang dipertaruhkan." Ia pun berjanji akan menjadi orang pertama yang memprotes Prabowo dan menjadi oposisinya, jika di kemudian Prabowo yang didukungnya itu tak setia pada visi dan misi.
(seperti termuat pada bagian penutup dari pemberitaan tsb )
Saya tidak akan memperbincangkan lebih jauh perihal rencana long march nya Pak Amien Rais.
Tapi peristiwa long march dari Jogja ke Jakarta inilah yang menginspirasi saya menulis artikel ini, seakan-akan mengingatkan deja vu akan suatu peristiwa yang pernah terjadi .
****
[caption id="attachment_310049" align="aligncenter" width="578" caption="Penyerbuan di Batavia oleh Sultan Agung dari Mataram, th 1628 (dok.wikipedia )"][/caption]
Tersebutlah Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ditahun 1628 dan 1629 pernah melakukan long march sebanyak 2 kali tapi bukanlah hanya berjalan kaki biasa , melainkan melakukan penyerbuan sehingga terjadi pecahnya perang yang dikenal dengan nama Penyerbuan di Batavia .
Penyebab timbulnya peperangan ini dikarenakan tidak tercapainya kesepakatan antar VOC (Perusahaan Dagang Belanda) dengan Sultan Agung. Dimana pihak VOC ingin mendirikan loji dikawasan Pantura Jawa , guna menjaga keamanan dalam memonopoli perdagangan rempah2 di Nusantara, akan tetapi perijinan ini ditolak mentah-mentah oleh Sultan Agung .
Penyerbuan pertama tahun 1628
Tepatnya pada gelombang penyerbuan pertama pada 26 Agustus 1628 , Tumenggung Bahureksa dari Kendal dengan kekuatan 1000 orang prajurit dari armada laut yang terdiri dari 59 buah kapal telah merapat di Batavia , serta sudah mendapat lampu hijau dari Sultan Agung untuk melakukan penyerangan ke Benteng Holandia yang berada disebelah tenggara kota Batavia.
Sedangkan gelombang penyerbuan kedua yakni pada Oktober 1628 langsung dipimpin oleh Pangeran Mandureja
Sebagai penunjang untuk melakukan penyerbuan ini , Tumenggung Bahureksa dengan akal yg cerdik juga melengkapi armadanya dengan mengangkut bahan makanan seperti : sapi 150 ekor , 5900 karung gula, puluhan ribu buah kelapa dan 12 ribu karung beras .
( Coba bandingkan dengan gaya perang moderen nya Amerika ketika menyerbu Irak pada th 2003 , pihak AS mengontrak Halliburton sebesar USD 39.5 Billions agar menjadi kontraktor pensupply bahan makanan buat serdadu AS .. sekedar info tambahan saja bahwa sebelum Dick Cheney menjadi Wapresnya George Bush , ia adalah CEO dari Halliburton .. )
Baik Tumenggung Bahureksa maupun Pangeran Mandureja tidak berhasil mengalahkan pihak Belanda. Bahkan secara tragis akibat dari kegagalan / kekalahan perang ini , Sultan Agung memerintahkan untuk menghabisi nyawa kedua pemimpin tsb pada Desember 1628.
Penyerbuan kedua tahun 1629 .
Hampir serupa dengan penyerbuan ditahun 1628 , tercatat dalam sejarah , bahwa ditahun 1629 ini Sultan Agung melakukan penyerbuan dalam 2 gelombang penyerbuan.
Yang pertama pada Mei 1629 dipimpin oleh Adipati Ukur
Lumbung beras didaerah Kerawang & Bekasi yang disiapkan oleh pasukan Adipati Ukur berhasil dimusnahkan oleh pihak Belanda .
Sedangkan penyerbuan pada bulan Juni 1629 kedua dipimpin oleh Adipati Juminah
Baik Adipati Ukur maupun Adipati Juminah tidak berhasil mengalahkan Belanda akibat dari kekurangan perbekalan dan juga diserang oleh penyakit malaria.
****
Peristiwa yang hampir berusia 4 abad tsb. kiranya mengajarkan kita untuk mempelajari situasi dan kondisi kita ketika akan melakukan penyerbuan kesuatu daerah sasaran .
Sumber :
Wikipedia : Penyerbuan di Batavia 1628
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H