Lihat ke Halaman Asli

Matahari Terbenam....oleh siripkon Bitdana

Diperbarui: 21 Oktober 2024   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari terbenam,deshan berapi-api,

Diseberang langikt yang dilukis dengan kanvas.

Warna oranye berubah menjadi warna ungu,

Saat bayangan memanjang bisikan,bisikan pun bermunculan.

Tarian senja,lembut dan pemalu,

Keheningan lembut diatas tanah,tempat burung-vurung kini

berbaring.

Pepohonan berdiri tegak,siuletnya tergambar,

melawan kanvas,perlahn mengahapus.Bintang mulai mengintip dan bersinar,

Seperti berlian yang bertebarandialuran beludru.Bulan, berbentuk bulan sabit,pucat dan tipis,

Memancarkan cahaya keperakan,ditempat siang hari.

Sebuah semfoni kicauan jangkirik,Saat kunang-kunang menyalakn percikan kecilnya.

Angina sepoi-sepoi yang sejuk membisikan rahasia-rahasia lema,tentang cerita yang belum terungkap.Keajiban senja,cepat belalu langka,Jeda antar cahaya dan udara,Kedamain sesaat,nafas untuk ditanah,

Sebelum bulan mengambil cerita yang berani.

Jadi tutup matamu dan berikan saja,

Ruang lembut ini,Tempat kekhakuatiran hilang,

Dalam keheningan senja,temukan ketenangan yang dalam,

Dan mimipikan duni tempat bayangan tertidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline