Para ahli menjelaskan mata uang sebagai medium sah yang diterima oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu, memiliki peran sebagai alat pembayaran, satuan hitung, dan penyimpan nilai. Ahli ekonomi menyoroti peran mata uang dalam memfasilitasi perdagangan, menilai nilai relatif barang atau jasa, serta berkontribusi pada kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi. Perjalanan mata uang dari masa lampau hingga era digital menampilkan beragam perubahan menarik, melibatkan evolusi dari sistem barter hingga penggunaan uang kertas dan transaksi digital.
Perkembangan ini juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter, di mana bank sentral memiliki peran dalam mengatur jumlah uang dan suku bunga. Kebijakan moneter memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, inflasi, dan nilai tukar mata uang suatu negara. Saat suku bunga dinaikkan oleh bank sentral, minat investor untuk membeli mata uang negara tersebut meningkat, yang berpotensi meningkatkan nilai mata uangnya. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat mendorong investor untuk menjual mata uang tersebut, berpotensi menurunkan nilainya.
A. Tahap Pra Barter
Sebelum uang menjadi sarana pertukaran, manusia memenuhi kebutuhan sendiri dengan berburu dan mengumpulkan bahan pangan tanpa ketergantungan pada orang lain. Kesadaran akan kebutuhan berkolaborasi memicu praktik barter, di mana barang dan/atau jasa ditukar untuk memperoleh barang dan/atau jasa yang diinginkan.
B. Uang Barang
Bangsa Lydia merupakan pionir dalam pengenalan konsep uang, yang muncul ketika para pedagang menghadapi kendala dalam sistem barter. Mereka kemudian menciptakan uang, yang awalnya berbentuk koin logam. Selain besi, terdapat bahan material lain yang digunakan sebagai medium pertukaran dalam era pasca barter. Pada masa itu, besi menjadi pilihan umum karena daya tahan fisiknya yang tinggi dan ketahanannya.
C. Uang Kertas
Seiring waktu, muncul kesulitan karena kebutuhan akan uang logam meningkat, sementara pasokan logam mulia sebagai bahan terbatas. Sebagai solusi, uang logam menjadi sulit digunakan untuk transaksi besar, mendorong penciptaan uang kertas. Dalam catatan sejarah pencetakan uang, Cina diakui sebagai negara pertama yang mempraktikkannya.
D. Uang Digital
Pada zaman sekarang, transaksi pembayaran dapat dilakukan secara digital melalui perangkat pintar tanpa perlu melibatkan uang dalam bentuk fisik. Perkembangan ini mencerminkan evolusi mata uang sejalan dengan kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat.
Kebijakan moneter, diambil oleh bank sentral suatu negara, memiliki dampak besar terhadap perkembangan mata uang global. Langkah-langkah ini mengatur jumlah uang di pasar dan memengaruhi suku bunga, dengan konsekuensi pada pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, inflasi, dan nilai tukar mata uang. Peningkatan suku bunga dapat memikat investor untuk membeli mata uang negara tersebut, potensial meningkatkan nilai mata uang, sementara penurunan suku bunga dapat mendorong investor untuk menjual, berpotensi menurunkan nilai mata uang.
Berbagai elemen yang mempengaruhi evolusi mata uang global melibatkan faktor-faktor berikut:
1. Pendapatan masyarakat: Pendapatan mayoritas masyarakat berperan dalam menentukan nilai tukar asing dan permintaan mata uang.
2. Preferensi konsumen: Pilihan konsumen terhadap barang dan jasa memengaruhi permintaan mata uang.
3. Kebijakan pemerintah: Kebijakan fiskal dan perdagangan luar negeri dapat memengaruhi nilai tukar valuta asing dan stabilitas ekonomi.
4. Suku bunga: Tingkat suku bunga tinggi menarik investor untuk membeli mata uang negara tersebut, sementara suku bunga rendah dapat mengurangi minat investor.
5. Tingkat inflasi: Inflasi tinggi dapat merugikan nilai mata uang, karena kehilangan daya beli terhadap barang dan jasa.
6. Kesehatan ekonomi: Kondisi ekonomi yang kuat dapat meningkatkan nilai mata uang, mencerminkan keyakinan investor terhadap stabilitas perekonomian negara.
7. Kebijakan moneter: Kebijakan moneter yang cerdas dapat memperkuat mata uang dengan menjaga stabilitas harga dan memperkuat perekonomian.
8. Perdagangan internasional: Surplus perdagangan dapat meningkatkan nilai mata uang, sementara defisit dapat menurunkannya.
9. Kepercayaan investor: Tingkat kepercayaan investor terhadap suatu negara dapat mempengaruhi nilai mata uangnya, dengan kepercayaan tinggi mendukung pertumbuhan dan keuntungan.
Jadi, sejarah perkembangan mata uang mencerminkan transformasi dari sistem barter hingga transaksi digital, menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi dan berinteraksi ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H