Lihat ke Halaman Asli

Berliana Siregar

Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Membangun Bisnis Minerba Berbasis Partisipasi Masyarakat

Diperbarui: 6 September 2024   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen BITRA Tahun 2022 Musyawarah Desa Melibatkan warga 

Manusia diberikan Tuhan akal untuk dapat mengelola alam dengan bijaksana. Sumber daya alam yang melimpah harus dikelola dengan basis peduli bumi, sesama dan masa depan.

Sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Dasar  45 Pasal 33 bahwa Bumi, Air dan Kekayaan  Alam dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pemahaman soal kesejahteraan rakyat harus berbasis pada 3 (etika) diatas yaitu peduli bumi, sesama dan masa depan. Begitulah sebaiknya proses pertambangan yang ada di Indonesia. 

Negara harus hadir dengan menggunakan  metode atau basis partisipasi masyarakat atas manfaat, resiko dan bencana apa ke depan jika tambang dibangun. Negara diberi kekuasaan untuk mengelola sumber daya alam, untuk apa? Intinya untuk dikembalikan ke rakyat, jadi penting untuk dipahami bahwa sumber pendapatan negara tentu untuk kesejahteraan rakyat.

Pemetaan Sebelum dan Sesudah berdirinya berbagai tambang di Indonesia

Warga harus diajari untuk memetakan apa perubahan yang terjadi di lokasi mereka sebelum dan sesudah bisnis tambang muncul. Apakah berbagai keanekaragaman yang sudah dipetakan di awal masih ada dan masih  ditemukan setelah tambang berdiri. 

Modelnya bisa menggambar peta potensi desa, jika dulu masih ada mata air? Apakah belasan tahun mata air masih ada? Peta desa termasuk melihat berapa pohon dulu yang ada di desa atau hutan sebelum tambang berdiri. Setelah tambang beroperasi, masih adakah pohon  buah, pohon kayu di hutan. Warga bisa menuliskan peta potensi atau sumber daya desa. Dan nanti 5-7 tahun dinilai peta desanya. 

Ini menjadi metode yang banyak dipakai NGO (Non Governmental Organisation) yang ada di Indonesia. Peta scientific atau berbasis tehnologi perlu, tapi perlu juga menggambar peta potensi dan bahaya dampak tambang dengan metode menggambar oleh warga. Tangan-tangan mereka yang lihai akan menunjukkan dan secara jujur melihat kondisi desa mereka lewat peta warna-warni yang mereka buat.

Menelusuri desa untuk memastikan setiap potensi, masalah dan pengembangan yang akan dilakukan

Bersama perusahaan tambang untuk menelusuri desa (transek) penting. Akan merekam dan mengkonfirmasi setiap masalah dan potensi desa. Sehingga ketika mengembangkan proyek tambang , semua pihak tahu mana wilayah terlarang, mana wilayah eksplorasi dan kira-kira apa masalah yang harus diatasi terkait dengan wilayah ini jika bisnis tambang dibuat atau dilanjutkan. Ini adalah tahapan paling penting dilakukan bersama-sama. 

Dalam proses berjalan kaki menyelusuri wilayah potensi tambang yang akan dikembangkan, ada terekam naluri alami , sesuatu yang riil , aroma kehidupan warga yang akan dirasakan oleh tiap orang (pihak) yang menelusuri desa. Akan berbeda jika hanya mengandalkan tehnologi seperti drone, satelit, google earth atau media tehnologi lainnya. Dalam proses berjalan menelusuri, kita akan bertemu orang di warung, mengamati hewan-hewan yang ada di sekitar tambang, bertemu dengan petani di sawah bercerita keluh kesah pupuk mahal, atau para warga mencari kehidupan di hutan. 

Merasakan, mencicipi dan memasang mata bagi kehidupan warga lokal 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline