Lihat ke Halaman Asli

Berliana Siregar

Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Ruang Kerja Bersama Gratis untuk Perempuan Pinggiran

Diperbarui: 24 Juni 2024   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Salah satu konsep coffee shop yang cocok sebagai ruang kerja di wilayah kebun teh Sidamanik, Simalungun

Ruang kerja bersama sangat penting didorong untuk menumbuhkan kreatifitas warga. Bukan hanya sekedar minum kopi tapi juga memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan kreatifitas, mengembangkan kemampuan tulis dengan fasilitas yang nyaman bahkan untuk menyelesaikan kebutuhan administrasi terkait lamaran, kompetisi dan lain sebagainya.

Sejauh ini di kota Medan, ruang kerja bersama gratis ini belum pernah kutemukan. Sepertinya belum ada. Semoga aku salah. Salah satu upaya pemerintah kota Medan adalah mengubah kantor pos menjadi Pos Bloc. Ruang-ruang bekas peninggalan Belanda masih dipertahankan sesuai keaslian. Banyak ruang terbuka. Parkir cukup nyaman. Berbagai jenis cafe dan tempat nongkrong tersedia. Tetapi belum gratis, karena suasana bisnis dan mahalnya masih kelihatan.

Kita bisa memilih pojok manapun. Dengan kursi-kursi yang nyaman. Ada banyak jolokan charger di setiap pojok. Tapi tetap harus dibayar dengan pesan kopi dan makanan yang harganya termasuk fantastis. Jika kopi premium di tempat lain bisa dikisaran 25-35 ribu, maka dengan kualitas yang sama di tempat ini 50.000-60.000/gelas. Ada harga ada rasa. 

Dan belum memenuhi ruang kerja bersama karena tidak ada fasilitas lain seperti kebutuhan saat ini terkait printer, scan, jaringan internet atau bahkan mungkin buku-buku gratis yang bisa dibaca kapanpun. Orientasi bisnis sangat kental, dengan cafe-cafe shop mungil brand internasional menyebar di hampir semua sudut. Yang perlu ancungan jempol. toiletnya bersih. Harum, indah dan sangat sedap digunakan. Tak ada aroma pesing, kelihatan bahwa dirawat secara rutin.

Seandainya ruang kerja bersama banyak di buka di kota Medan, alangkah senangnya. Kapan dan siapapun bisa kesana. Mungkin hanya untuk sekedar menscan dokumen untuk menjadi calon penyelenggara pemilu. 

Bayangkan saja dalam bulan-bulan ini berapa ratus para penyelenggara pemilu harus menyiapkan dokumen-dokumen persyaratan untuk melamar sebaga anggota KPU, Bawaslu. Yang hanya bergaji digit sejuta bahkan hanya ratusan rupiah. Tetapi harus berpeluh-peluh ke toko fotokopi, ATK dan membayar bayar untuk kebutuhan dokumen tersebut.

Belum lagi layanan terhadap data-data sosial yang harus diinput setiap bulan oleh penerima BLT, PKH, Mekar, BPJS, CU dan berbagai skema bantuan lainnya.

Menuju Ruang Kerja Bersama Gratis 

Aku adalah perempuan yang suka menghabiskan hari di coffee shop. Menulis, mengkhayal atau hanya sekedar untuk menikmati sepotong roti . Hidup di antara jaman konservatif, jaman reformasi dan kini jaman media sosial membuat diriku melampaui perempuan di jamanku. Jika perempuan tetanggaku harus ramai-ramai  saat menghabiskan hari di kedai kopi.

Saya lebih menikmati menyendiri, menikmati vintage vas bunga dengan sekelopak mawar merah di sudut cafe. Atau mungkin  mereguk teh aroma terapi dari Tobasari Simalungun. Atau di sore yang basah duduk melihat orang datang dan pergi ke kampus di Unika kota Medan sekaligus juga mengunyah kecil roti  dengan tuna meleleh di dalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline