Lihat ke Halaman Asli

Berliana Siregar

Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Pengakuan Dosa di Semarak Pentas Seni

Diperbarui: 17 Mei 2024   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terisak dan berat suara di ujung telepon

"Bu Tondang, kenapa Arce tidak ikut!"

Hingar bingar suara di salon. Riuh suara anak-anak yang sedang mempersiapkan semarak pentas seni sekolah.

"Agak buruk penampilan Arce di hari-hari terakhir."

Bu Tondang menjelaskan paduan suara kelompok Anak Na Lilu menurun kualitasnya. Panitia memutuskan menghentikan dua anggota untuk tidak tampil. Keduanya laki-laki. Dilakukan pada hari terakhir. Sehabis gladi resik. Membuat sedih dan galau ibu Borreg, ibunya Arce.

Arce dengan cuek menjelaskan pada ibunya. Seraya tangannya terus berkutat dengan mobil legend yang sudah masuk epic. 

"Nada dua suara kami nggak kena ke suara perempuan."

Ibu Borreg gelisah. Penjelasan Arce tidak memuaskan. 

Paduan suara ini menjadi inisiasi anak-anak. Konsepnya, siapa yang mau tampil. Sebagai bagian dari P5 yang menjadi model pembelajaran mutakhir dinas pendidikan di negeri ini.

Grup sekolah sudah terus menerus progress per minggunya. 

Kenapa hanya karena nggak masuk suara dua, Arce dan teman satunya didrop. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline