Bekerja di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau istilah lainnya NGO (Non Governmental Organization yang berkiprah di dunia pelestarian lingkungan tentu ada suka dukanya. Lembaga lokal berbasis di Sumatera Utara bernama BITRA adalah tempat dimana saya bekerja.
Dan tentu bangga, jika saya adalah salah satu staf yang beruntung dapat bergabung dan bekerja di lembaga ini.
Bergabung selama sepuluh tahun di awal-awal menjadi staf sekretariat. Hingga di tahun 2020 masuk ke jajaran program. Sebuah posisi yang saya impikan sangat lama. Jika sebelumnya banyak bergerak di hal-hal surat-menyurat, procurement, terjemahan, email dan juga urusan tamu. Sejak tahun 2020 menjadi manager untuk divisi Pengembangan Masyarakat (Comdev-Community Development).
Bergerak di issu lingkungan berkombinasi dengan issu sosial, membuat proses bekerja sangat menyenangkan. Komposisi bekerja di kantor dan lapangan sangat seimbang. Hari ini saya bisa menyentuh komputer selama berjam-jam, esok saya bisa berada di desa dengan para petani yang sangat rajin dan lucu-lucu.
Pekerjaan utama lebih pada pengembangan kapasitas warga desa terkait dengan berbagai issu terutama soal lingkungan yang terpolusi, pertanian yang tidak ramah iklim, ekonomi desa yang lebih baik, petani yang lebih bahagia bahkan issu tentang berbagai keanekaragaman tanaman pangan dan herbal di desa. Bekerja dengan orang desa lebih enjoy. Tekanan kerja di kantor bisa diharmonisasi saat bekerja dengan warga desa di lahan sawah, ladang, di rumah bahkan di halaman rumah mereka yang teduh.
Senangnya bekerja di bidang ini karena komponen aktifitas lebih banyak ke aksi. Aksiku berupaya mendorong warga terlibat lebih banyak bergerak di kelestarian lingkungan. Dengan semakin banyak orang terlibat dan semakin banyak aksi -aksi di berbagai daerah akan menentukan masa depan lingkungan yang berkelanjutan.
Terkait dengan issu pertanian yang tidak ramah iklim menjadi bahagian prioritas dimana saya bekerja. Tentu kita sudah tahu bagaimana pertanian kita saat ini dan sejak puluhan tahun lalu menggunakan pupuk kimia sintesis (buatan). Dari banyak penelitian dan riset ternyata penggunaan pupuk kimia sintesis ini sangat berkontribusi dalam merusak lingkungan. Bahkan ditemukan sangat berbahaya bagi manusia, hewan dan tumbuhan jika sudah terakumulasi bertahun-tahun. Menurut berbagai sumber salah satu, penyebab kanker juga disebabkan penggunaan pupuk kimia yang sangat berlebihan.
Dan apa hubungannya dengan pekerjaan saya sebagai manager. Kami lebih berfungsi pada fasilitator. Sebagai penghubung antara petani dan berbagai bidang ilmu terkait dengan issu diatas. Salah satu unit issu yang kami bidangi adalah bagaimana petani sudah mulai memanfaatkan potensi yang ada di desa. Sebagaimana kita ketahuan bahwa gas methana yang dikeluarkan oleh sapi melalui kotoran juga sangat berkontribusi dalam mempercepat kenaikan suhu lewat pelepasan gas ini ke atmosfer. Sehingga persoalan kenaikan emisi gas rumah kaca dengan berbagai dampak buruknya semakin dipercepat dengan semakin banyaknya kotoran ternak terutama sapi yang dibuang secara terbuka.
Nah....peran saya adalah bagaimana melatih petani untuk membangun kesadaran bagaimana solusi -solusi atas masalah di desa .Bisa lewat penguatan kapasitas, energi terbarukan, pembuatan pupuk organik, pasar yang lebih luas, atau produk petani yang lebih berkualitas .Tentu melalui rangkaian aksi lewat diskusi, pertemuan, praktek, training atau studi belajar. Saya mengkoordinir semua kegiatan ini di lembaga saya. Tentu bangga dan bahagia melakukan kerja-kerja .