Baru saja teman saya di grup alumni kuliah, share Pers Release dari BMKG Kota Medan tentang potensi banjir, longsor dan kemungkinan bencana di wilayah Sumatera Utara.
Dan tentu ini membuat rencana libur Nataru harus tetap stay di rumah. Lokasi wisata Parapat, Danau Toba dan kampung halaman di wilayah Toba pasti ramai, macet, dan rawan bencana. Karena wilayah pegunungan, sungai dan juga daerah perjalanan ke Berastagi yang biasanya rawan longsor di bulan Desember ini.
Libur di rumah, di wilayah pinggiran Medan tentu akan menjadi pilihan yang tepat. Selain bisa menikmati kebersamaan dengan dua anak lelakiku yang beranjak remaja. kami bisa mengekspore petualangan dengan menonton film Home Alone.
Menonton settingan, background dari keluarga kaya raya. Terlihat dari rumah, wisata ke luar negeri. Tentu sangat berbeda dengan keluarga kami dalam merayakan Natal hanya berwisata ke LLD (Liat-Liat di RUmah) . Hanya seputaran kota Medan.
Menonton Home Alone dengan pemeran si lelaki remaja ganteng bibir merah mirip anakku bernama Nathan.
Modernitas film home alone ibarat membandingkan spektakular suasana natal yang indah dan luar biasa di Amerika, negara Eropah dan negara Barat lainnya.
Tetapi ada sesuatu yang persis sama dengan suasananya di rumah, lingkungan dan keluarga saya.
Ada suasana kekeluargaan, di mana keluarga besar berkumpul. Memutuskan libur, makan bersama, nyanyi-nyanyi atau hanya sekedar ngobrol.
Di film Home Alone, makanan yang terhidang adalah western food. Kalau di lingkungan saya, hanya makanan utama ayam gulai kampung, roti-roti kismis, ada terkadang gulai rendang pork, ikan mas atau sejenis ikan lain di asam manis, bakar dan bahkan disambal.